Minggu, 8 September 2024

Dinkes DKI Ungkap Kelumpuhan Akibat Polio Sampai Saat Ini Belum Bisa Diobati

Laporan oleh Billy Patoppoi
Bagikan
Ilustrasi seorang pasien yang terkena polio duduk di kursi roda. Foto: Pixabay

Dokter (dr.) Budi Setiawan Kepala Seksi Surveilans, Epidemiologi, dan Imunisasi Dinas Kesehatan DKI Jakarta menyebut kelumpuhan akibat infeksi polio sampat saat ini belum bisa diobati. Untuk itu ikhtiar terbaik adalah dengan mencegah jangan sampai sakit.

“Sampai sekarang belum bisa diobati kelumpuhan penderita. Hanya bisa dicegah sebelum sakit, kalau sakit jangan sampai berat atau kalau berat jangan sampai meninggal,” kata Budi Setiawan di Jakarta, Kamis (18/7/2024), yang dilansir Antara.

Menurut dia pencegahan yang paling efektif yakni imunisasi polio berupa vaksin tetes empat kali dan dua kali polio suntik lengkap.

Untuk diketahui, polio merupakan penyakit yang menyerang sistem saraf dan disebabkan virus. Virus polio yang masuk ke dalam tubuh kemudian berkembang di dalam saluran pencernaan.

Saat daya tahan tubuh belum terbentuk atau walau daya tahan tubuh baik tapi tidak dilakukan imunisasi, maka virus memiliki potensi tinggi masuk ke sistem saraf.

“Masa virus itu masuk ke tubuh hingga munculnya suatu gejala kelumpuhan biasanya satu hingga tiga minggu pertama. Perhatikan perubahan aktivitas anak apalagi yang membutuhkan pergerakan besar,” kata Budi.

Menurut penelitian, sekitar 90 persen orang yang terjangkit dengan virus polio tidak memberikan gejala atau tidak ada tanda apa-apa atau bahkan gejalanya seperti flu biasa yakni demam, batuk, pilek, diare sedikit, mual, muntah.

“Tanda dan gejala yang klasik yaitu kelumpuhan yang tiba-tiba terutama di separuh badan bagian bawah atau kaki, maka gejala sisanya akan diderita pasien seumur hidup,” kata Budi.

Dia menambahkan, dari satu kasus terdeteksi lumpuh mendadak dan akibat polio maka dari satu itu ada sekitar 200 anak yang terinfeksi.

Kemudian, dari 200 orang ini mungkin tidak lumpuh semuanya, melainkan bisa mengalami radang selaput otak dan sumsum tulang belakang dengan gambaran klinis pasien mengalami penurunan kesadaran dan sering kejang-kejang.

“Sisanya bahaya yang sifat ngumpet, jadi dari 200 anak ada 191 anak yang terinfeksi tapi tidak memberikan gambaran klinis bisa saja imunitas bagus, sudah imunisasi atau staminanya prima,” jelas Budi.

Adapun sebagai upaya mencegah anak-anak terkena polio khususnya di Jakarta, diadakan Pekan Imunisasi Nasional (PIN Polio). Putaran pertama kegiatan ini akan berlangsung pada 23 hingga 29 Juli 2024.

Kemudian, PIN Polio putaran kedua akan berlangsung pada 6 hingga 12 Agustus. Pemberian vaksin ini menyasar anak berusia nol hingga 7 tahun 11 bulan 29 hari. (ant/bil/ham)

Berita Terkait

..
Potret NetterSelengkapnya

Dua Truk Terlibat Kecelakaan di Bungah Gresik

Kecelakaan Mobil Box di KM 12 Tol Waru-Gunungsari

Pipa PDAM Bocor, Lalu Lintas di Jalan Wonokromo Macet

Surabaya
Minggu, 8 September 2024
26o
Kurs