Jumat, 22 November 2024

Diabetes Dominasi Kasus Penyakit Metabolik, RSPAL dr. Ramelan Tingkatkan Penanganan

Laporan oleh Risky Pratama
Bagikan
Simposium metabolic diseases di Rumah Sakit Pusat Angkatan Laut (RSPAL) dr. Ramelan, Surabaya, Sabtu (21/9/2024). Foto: Risky suarasurabaya.net

Rumah Sakit Pusat Angkatan Laut (RSPAL) dr. Ramelan meningkatkan upaya antisipasi dan penanganan terhadap penyakit metabolik.

Laksamana TNI dr. Sujoko Purnomo Kepala RSPAL mengatakan, penyakit metabolik harus segera mendapat penanganan agar tidak lebih berbahaya dan berujung kematian. Beberapa penyakit dampak dari gangguan metabolik yakni penyakit jantung, obesitas, hipertensi hingga diabetes.

“Ini adalah penyakit-penyakit metabolik yang kasusnya sangat banyak dan di RSPAL pun ini kasusnya luar biasa,” katanya seusai simposium metabolic disesas dalam peringatan Hari Kesehatan Angkatan Laut di RSPAL dr. Ramelan Surabaya, Sabtu (21/9/2024).

Ia mengatakan, saat ini kasus penyakit akibat gangguan metabolik cukup banyak. Hal itu, terlihat dari meningkatnya pasien yang mengalami penyakit metabolik di rumah sakit.

“Karena kasus-kasus di Poliklinik itu kunjungan pasiennya juga semakin banyak. Yang biasanya 1.000 sampai 1.600, sekarang sudah mulai 1.600 up,” ujarnya.

Dari berbagai macam penyakit hasil gangguan metabolik itu, lanjut dia, yang paling banyak di RSPAL dr. Ramelan adalah penyakit diabetes

Untuk mengatasi masalah itu, pihaknya memastikan bahwa RSPAL dr. Ramelan siap untuk memberikan penanganan maksimal, baik untuk masyarakat umum maupun prajurit TNI AL. Mulai dari menyiapkan Sumber Daya Manusia (SDM) berkualitas hingga sarana prasarana rumah sakit dan peralatan medis.

“Secara eksternal, kita juga melayani masyarakat umum. Dan secara internal, untuk menyiapkan kesiapan prajurit TNI angkatan laut yang baik, kita mulai melakukan screening dari awal. Mulai dari pendaftaran, kemudian kita maintenance setiap tahun dengan uji pemeriksaan kesehatan prajurit setiap tahun,” ucapnya.

Ia menegaskan, upaya mencegah dan mengatasi sangat penting dilakukan agar penyakit metabolik tidak semakin banyak, atau jika muncul penyakit tersebut, bisa terdeteksi lebih awal, sehingga tertangani dengan baik.

“Semoga, dengan simposium ini, kan banyak peserta nakes, baik luring maupun daring, menyamakan persepsi bagaimana penanganan penyakit metabolik ini, mungkin ada keilmuan baru, penelitian baru yang nanti akan disebarkan di seluruh wilayah Indonesia,” pungkasnya. (ris/bil/iss)

Berita Terkait

Jumat, 22 November 2024
Kurs