Jumat, 18 Oktober 2024

Demografi Indonesia Menua, Kemenkes Rilis Pedoman Baru untuk Puskesmas

Laporan oleh Ika Suryani Syarief
Bagikan
Budi Gunadi Sadikin Menteri Kesehatan dalam Pemberian Penghargaan Puskesmas dan Launching Pedoman Kerja Puskesmas di Jakarta, Jumat (18/10/2024). Foto: Antara

Kementerian Kesehatan (Kemenkes) telah merilis pedoman kerja puskesmas yang baru, sehingga totalnya kini menjadi enam jilid. Langkah ini diambil untuk menyesuaikan dengan perubahan demografi, epidemiologi, serta perkembangan teknologi di Indonesia dalam layanan kesehatan primer.

Dalam siaran di Jakarta pada Jumat (18/10/2024), Budi Gunadi Sadikin Menteri Kesehatan menyatakan bahwa revitalisasi puskesmas sangat penting, mengingat perubahan jumlah penduduk dan kemajuan teknologi. Menurut Menkes, empat buku pertama disusun pada 1974 dan terakhir direvisi sekitar tahun 1990 atau 1991.

“Itu didesain 50 tahun yang lalu, di tahun 1974. Karena pada saat itu populasinya kita muda. Sekarang populasi kita menua. Itu sebabnya pedoman kerja puskesmas dengan ILP (Integrasi Layanan Primer) ini mesti disesuaikan. Bukan diubah, disesuaikan karena profil demografinya berubah, profil epidemiologinya berubah,” katanya dilansir dari Antara.

Pada masa itu, lebih banyak balita yang datang ke pukskesmas, sementara saat ini jumlah lansia yang membutuhkan layanan kesehatan di puskesmas semakin meningkat.

Menkes juga menambahkan bahwa banyak program puskesmas yang berfokus pada balita dan ibu hamil, seperti penimbangan bayi serta pencatatan angka kematian ibu dan bayi, namun program serupa untuk lansia masih sangat terbatas.

“Dulu banyak balita, ibu hamil. Sekarang banyak lansia-lansia seperti saya. Jadi tolong buatlah program-program buat lansia, seperti saya. Skriningnya apa, kalau darah tinggi kasih obat gratis lah sama puskesmas. Suruh olah raga yang banyak, supaya perutnya tidak gemuk, supaya tidak diabetes,” kata Menkes Budi.

Menurutnya, gaya hidup sehat semacam itu perlu diajarkan puskesmas sebagai tempat pelayanan kesehatan primer supaya masyarakat tetap hidup sehat. Dalam kesempatan itu dia berharap bahwa inisiatif tersebut dapat menaikkan angka harapan hidup Indonesia, dari 72 tahun menjadi 80 tahun.

Dia juga menyebutkan penyesuaian ini juga merefleksikan perkembangan teknologi dan orientasi promotif dan preventif dalam pemberian pelayanan primer, contohnya ketika dulu memakai dacin untuk mengukur berat, kini memakai antropometri. Demikian pula pemeriksaan dengan stetoskop, ujarnya, dimana kini ada USG untuk tujuan itu.

Adapun pedoman kerja puskesmas terdiri dari lima klaster yang pertama manajemen, kedua kesehatan Ibu dan anak, ketiga kesehatan dewasa dan lanjut usia, keempat penanggulangan penyakit menular dan lesehatan lingkungan, kemudian kelima pedoman lintas klaster, serta satu pedoman kerja puskesmas pembantu. (ant/vin/iss)

Berita Terkait

..
Potret NetterSelengkapnya

Teriknya Jalan Embong Malang Beserta Kembang Tabebuya

Bunga Tabebuya Bermekaran di Merr

Kebakaran Pabrik Plastik di Kedamean Gresik

Surabaya
Jumat, 18 Oktober 2024
29o
Kurs