Perwakilan kelompok perlawanan Hamas dikabarkan akan mengunjungi Kairo pada, Minggu (7/4/2024) hari ini, guna memenuhi undangan Mesir untuk ambil bagian dalam perundingan baru gencatan senjata.
“Delegasi kepemimpinan Hamas, yang dipimpin oleh (pejabat senior) Khalil al-Hayya, akan bertolak ke Kairo besok, Minggu, atas undangan saudara-saudara di Mesir,” demikian pernyataan resmi Hamas pada, Sabtu (6/4/2024) yang dikutip Antara.
“Hamas menegaskan kembali komitmennya terhadap posisinya yang ditetapkan pada 14 Maret, (dan) tuntutannya untuk mengakhiri agresi (Israel),” lanjut pernyataan tersebut.
Tuntutan Hamas itu termasuk, khususnya, gencatan senjata total, penarikan pasukan Israel dari Jalur Gaza, kembalinya para pengungsi ke rumah mereka, pergerakan bebas warga Gaza, dan bebas masuknya bantuan kemanusiaan ke daerah kantong tersebut, serta kesepakatan pertukaran tahanan yang serius.
Di sisi lain, media Mesir Al Qahera News melaporkan Williams Burns Direktur badan intelijen AS CIA, Mohammed bin Abdulrahman Al Thani Perdana Menteri Qatar dan delegasi Israel juga akan menghadiri perundingan tersebut.
Dalam beberapa bulan terakhir ini, sudah dilakukan sejumlah perundingan gencatan senjata, tetapi belum berhasil menemui kesepakatan.
Al Thani mengatakan bahwa penolakan Israel terhadap kembalinya warga Palestina ke Jalur Gaza utara menghambat kemajuan perundingan gencatan senjata, yang mandek pada poin yang sama yang dibahas di Paris pada Maret.
Untuk diketahui, Hamas melancarkan serangan roket skala besar terhadap Israel dan melanggar perbatasan, menyerang lingkungan sipil dan pangkalan militer pada 7 Oktober 2023 lalu. Hampir 1.200 orang di Israel tewas dan sekitar 240 lainnya diculik dalam serangan itu.
Selanjutnya, Israel melakukan serangan balasan, memerintahkan blokade total terhadap Gaza, dan memulai serangan darat ke daerah kantong Palestina itu dengan tujuan untuk melenyapkan para pejuang Hamas dan menyelamatkan para sandera.
Hasilnya, lebih dari 33.100 warga Gaza telah terbunuh akibat serangan Israel di Jalur Gaza. Sementara lebih dari 100 sandera diyakini masih ditahan oleh Hamas di Gaza. (ant/bil/iss)