Agus Hebi Djuniantoro Kepala BPBD Kota Surabaya menyebut Command Center 112 Surabaya telah mencatat menerima 17-18 laporan kecelakaan lalu lintas (laka lantas) maupun kedaruratan medis setiap harinya.
“Kecelakaan lalu lintas dan darurat medis menjadi yang paling banyak terjadi dan dilaporkan. Masing-masing kami mencatat ada 6.317 laporan kecelakaan dan 6.372 kedaruratan medis pada tahun 2023. Artinya, dalam satu hari ada sekitar 17-18 kejadian laka dan darurat medis,” kata Agus Hebi di program Semanggi Suroboyo di Radio Suara Surabaya, Jumat (21/6/2024).
Hebi menjelaskan bahwa laporan tersebut berasal dari warga yang langsung menghubungi Command Center di nomor 112, maupun lewat Radio Suara Surabaya terlebih dahulu.
Berdiri sejak 2016, Command Center yang dinaungi delapan dinas seperti Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD), Dinas Pemadam Kebakaran, Dinas Perhubungan, Satpol PP hingga Dinsos, serta sinerginya dengan Kepolisian dan Radio Suara Surabaya, itu memang selalu jadi tempat mengadu warga untuk melaporkan permasalahan di Kota Pahlawan.
Setiap kejadian yang dilaporkan, kata Hebi, langsung ditindaklanjuti dengan menerjunkan petugas di lapangan yang sudah lebih dulu tersebar di tujuh pos terpadu dan 18 pos pantau di seluruh Surabaya.
Soal koordinasi antar dinas untuk menurunkan petugas secara langsung di lapangan, lanjut Hebi, diatur oleh BPBD dan Dinas Komunikasi dan Informatika (Diskominfo) setempat.
Petugas di lapangan akan melakukan penilaian awal untuk melihat apakah butuh tindakan lebih lanjut atau tidak. Jika butuh tindak lanjut, maka dikoordinasikan dengan petugas terkait.
Adapun selain darurat medis dan laka, Command Center juga sering menerima laporan untuk penanganan hewan, baik penemuan maupun yang kedapatan masuk ke rumah warga.
Tentu, kata dia, Command Center berkoordinasi dengan instansi terkait seperti Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA). Dia mencontohkan, beberapa warga Surabaya secara ilegal memelihara buaya. Tapi saat hewan tersebut sudah besar, pemiliknya kebingungan.
“Itu bulan Maret lalu, dua ekor di Kedurus dan Simokerto, buayanya sudah besar bingung dia. Karena memang petugas PMK kita ada yang ekspert dan bersertifikasi juga, hewan-hewan tersebut untuk penanganan selanjutnya setelah ditangkap kita serahkan ke BKSDA. Penemuan penyu langka pun kita kirim ke sana (BKSDA),” ujarnya.
Tundjung Iswandaru Kepala Dinas Perhubungan (Dishub) Kota Surabaya dalam kesempatan yang sama menambahkan data Command Center Surabaya menunjukkan kecelakaan lalu lintas paling banyak terjadi di Jalan Ahmad Yani, diikuti Jalan Ir. Soekarno (MERR), Jalan Diponegoro, Jalan Kenjeran, dan Jalan Mayjen Sungkono.
Terkait hal tersebut, Tundjung mengatakan pihaknya sudah melakukan beberapa upaya untuk mengurangi kecelakaan di titik-titik tersebut.
“Termasuk pemasangan pita penggaduh, rambu-rambu lalu lintas, penerangan jalan umum, marka jalan, dan edukasi masyarakat tentang disiplin berlalu lintas, karena kecelakaan itu dari pelanggaran. Jadi bukan hanya di sisi penanganan,” ucap Tundjung.
Selain itu, disamping mengedukasi masyarakat, Tundjung menjelaskan bahwa pihaknya juga mempunyai tim accident analysis, yang terdiri dari beberapa instansi seperti Kepolisian, Dinas PU, dan instansi terkait lainnya.
“Dianalisa blind spot-nya itu dimana terus kemudian dari data-datanya kan bisa dikembangkan itu lakanya jam berapa, yang terlibat ini apa, umurnya berapa, cuacanya seperti apa nah dari hasil itu nanti masing-masing instansi menindaklanjuti sesuai dengan tupoksi masing-masing juga, semisal jalan kurang bagus, PU yang akan turun. Jadi bukan hanya edukasi saja,” jelasnya. (bil/ipg)