China memperkenalkan pedoman peraturan baru yang menggantikan penggunaan chip buatan perusahaan Amerika Serikat (AS) seperti Intel dan AMD pada komputer dan server milik pemerintah sebagai langkah untuk mengganti teknologi impor dengan produk lokal.
Melansir Antara pada Senin (25/3/2024), pedoman pengadaan pemerintah China juga berupaya untuk beralih dari sistem operasi Windows dari Microsoft dan perangkat lunak database buatan asing menjadi penggunaan teknologi buatan dalam negeri.
Aturan pengadaan terbaru ini menjadi langkah signifikan China memprioritaskan produk domestik untuk menggantikan teknologi asing di tengah ketegangan yang meningkat antara China dan AS.
Washington telah memberlakukan sanksi kepada sejumlah produk teknologi China dengan alasan keamanan nasional, membuat undang-undang yang mendorong lebih banyak teknologi diproduksi di AS, dan menutup ekspor chip dan teknologi lain ke China.
Instansi pemerintah di China telah menerapkan aturan pengadaan tersebut mulai tahun ini. Lembaga pemerintah di tingkat kota diwajibkan untuk mengikuti kriteria mengenai prosesor dan sistem operasi yang aman dan andal saat melakukan pengadaan.
Terdapat 18 prosesor dan sistem operasi yang disetujui oleh pemerintah China, berasal dari Huawei dan perusahaan yang disokong negara, Phytium di mana keduanya masuk dalam daftar hitam ekspor Amerika Serikat.
Kebijakan yang dikeluarkan pemerintah China ini dikabarkan menjadi bagian dari strategi nasional dalam mewujudkan kemandirian teknologi di sektor militer, pemerintahan, dan negara yang disebut sebagai “xinchuang” atau inovasi aplikasi teknologi informasi.
Sementara itu, peralihan dari teknologi asing yang tengah dilakukan China berpotensi menimbulkan kerugian bagi perusahaan AS di China, dimulai dari produsen prosesor Intel dan AMD.
Pada tahun lalu, China berkontribusi sebesar 27 persen dari total penjualan Intel di seluruh dunia sementara bagi AMD berkontribusi sebanyak 15 persen.
Penjualan produk Microsoft di China tidak begitu besar akan tetapi, Brad Smith Presiden Microsoft menjelaskan kepada Kongres AS pada tahun lalu bahwa China berkontribusi sebesar 1,5 persen dari total pendapatan mereka. (ant/ike/ipg)