Ipda Purnomo si “Polisi Baik” menginisiasi kampung bebas rentenir, pinjaman online (pinjol), dan riba. Lokasinya di Desa Nguwok, Kecamatan Modo, Lamongan.
Polisi yang bertugas di Sat Binmas Polres Lamongan itu menceritakan, embrio kampung bebas rentenir dan pinjol, dan riba ini digagas sejak beberapa tahun lalu.
Kala itu Purnomo tergerak karena melihat banyak rentenir yang menagih utang ke para para penjual di pasar, bahkan sejak jam 03.00 dini hari.
Akhirnya ia membuat program sedekah. Purnomo mencari mereka yang berhutang ke rentenir untuk dibantu Rp500 ribu per orang. Total ada 30 orang yang menerima bantuan.
Syaratnya setiap hari mereka harus bersedekah Rp1.000. Setiap bulan terkumpul Rp30.000 hingga terkumpul Rp900 ribu dan nanti dipinjamkan kembali ke orang lagi.
Namun gagasan ini hanya berjalan empat bulan saja. Sebab uang yang diberikan dimaksimalkan untuk kebutuhan makan harian.
“Kemudian kami bikin UMKM di satu tempat dan kami awasi. Alhamdulillah saya dan teman-teman sekarang membuat kampung bebas riba, rentenir, dan pinjol. Ada 30 orang yang masuk,” cerita Purnomo dalam program Wawasan Radio Suara Surabaya, Rabu (24/7/2024).
Ke-30 orang itu, lanjut Purnomo, adalah orang pilihan. Pertama, mereka benar-benar membutuhkan. Selain itu, Purnomo juga memilih orang yang sebelumnya berjualan, namun terhenti karena kehabisan modal.
“Kami berikan modalnya dan kami latih untuk berjualan. Saya juga mengajak teman-teman untuk menjadi donator. Setiap dua minggu kami serahkan ke ibu-ibu UMKM untuk menjadi modal,” terang Purnomo.
Purnomo bercerita, setiap dagangan yang dijajakan itu akan dibeli. Per orang Rp500 ribu. Kemudian makanan yang telah dibeli itu dibagikan ke orang lain.
“Setelah UMKM ini punya modal, mereka mulai mengembangkan usahanya sendiri sendiri. Kami pastikan mereka memiliki pemasukan di mana modalnya bukan dari hutang rentenir atau pinjol. Saat ini sudah jalan delapan bulan,” jelasnya.
Purnomo menambahkan, selain benar-benar membimbing, pihaknya juga menyiapkan tempat. Selain itu, pengawasan juga intens dilakukan untuk memastikan seluruh program ini berjalan sesuai rencana.
“Sekarang peserta kami yang 30 orang ini, sudah punya modal. Mereka bisa berjualan rutin setiap hari. Ke-30 orang ini benar-benar tidak punya pinjaman. Sekarang mereka bisa nabung Rp50 ribu tiap hari,” ujarnya bangga.
Purnomo menjelaskan, ke-30 orang ini juga boleh mengusulkan peserta lain yang layak untuk dibantu. Pada saat ini ada tambahan lima orang yang masuk dalam daftar.
“Impian saya adalah tidak ada lagi orang yang terjebak pinjaman online dan rentenir. Kita boleh menyumbang, namun kalau bisa juga dibina. Sebab semua punya tanggung jawab untuk membantu sesamanya,” pesannya. (saf/ipg)