Jumat, 22 November 2024

Camaba Sakit DBD Ikuti Tes UTBK di Unesa sambil Diinfus dan Didampingi Perawat

Laporan oleh Risky Pratama
Bagikan
Muhammad Aimanur Razzaq peserta tes UTBK di Unesa saat didampingi oleh Muhammad Fathurrahman perawatnya. Foto: Unesa Muhammad Aimanur Razzaq peserta tes UTBK di Unesa saat didampingi oleh Muhammad Fathurrahman perawatnya. Foto: Unesa

Muhammad Aimanur Razzaq seorang calon mahasiswa baru (camaba) asal Gresik yang sedang sakit Demam Berdarah (DBD) tetap mengikuti tes Ujian Tulis Berbasis Komputer (UTBK) di Universitas Negeri Surabaya (Unesa) Kampus Lidah Wetan.

Razzaq menjalani tes pada sesi kedua, Minggu (5/5/2024) dengan tangan yang masih diinfus, dan didampingi oleh perawat. Ia terkena DBD sejak Rabu (1/5/2024) saat sedang menjalani latihan soal-soal persiapan UTBK.

“Saat latihan soal itu saya merasa badan mulai panas, dan terpaksa menghentikan latihan karena badan rasanya sudah mulai tidak stabil. Saya dibawa ke rumah sakit, setelah cek di lab, ternyata kena DBD dan harus dirawat intensif di Rumah Sakit (RS) Semen Gresik,” terangnya diterima, Senin (6/5/2024).

Sebelumnya, ia sempat bingung antara tetap ikut tes UTBK atau fokus penyembuhan. Tetapi, karena tidak ingin melewatkan kesempatan ujian masuk kuliah, ia memilih tetap ikut tes agar bisa diterima di kampus pilihannya yaitu Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) dan Universitas Brawijaya (UB) Malang.

Selama persiapan mengikuti UTBK itu, pria lulusan SMAN 1 Gresik itu sudah mengikuti Bimbingan Belajar (Bimbel) tes masuk kuliah. Oleh karena itu, ia tidak mau ketinggalan untuk menjalani tes, meskipun suhu tubuh masih tinggi.

“Saya ingin membanggakan orang-orang. Di belakang saya ada banyak dukungan dari guru, teman dan pastinya dari orang tua. Masa mau nyerah? Harapannya semoga tes ini bisa maksimal dan bisa diterima di prodi pilihan saya,” ucapnya.

Muhammad Fathurrahman perawat yang mendampingi Razzaq merasa salut dengan perjuangan yang dilakukan oleh pasiennya tersebut.

Ia mengatakan bahwa dokter sebenarnya tidak menyarankan Razzaq untuk beraktivitas yang berat, termasuk melakukan perjalanan dari Gresik ke Surabaya. Tetapi, karena permintaan pasien sendiri yang ingin ikut UTBK, akhirnya dokter mengizinkannya untuk berangkat dengan pendampingan.

“Saya ditugaskan untuk mendampingi karena takutnya ada apa-apa dengan pasien. Jujur, saya salut perjuangan dia yang meski sakit, tetapi tetap harus mau berjuang untuk tes masuk perguruan tinggi,” tuturnya.

Dalam kesempatan itu, ia mengatakan bahwa Rezzaq tetap memakai infus karena masih memerlukan cairan untuk memenuhi kebutuhan elektrolit pada pasien akibat penurunan metabolisme tubuh. Selain itu, juga agar tubuh pasien tidak dehidrasi.

Nurhasan Rektor Unesa turut mengapresiasi semua perjuangan peserta yang mengikuti UTBK, termasuk mereka yang berjuang dari daerah yang jauh dan yang hadir dengan kondisi kesehatan yang kurang.

“Setiap perjuangan tidak akan sia-sia. Siapa yang berjuang dengan sungguh-sungguh, maka hasil yang diperolehnya nanti tidak akan menghianati prosesnya. Ada banyak sekali cerita perjuangan peserta UTBK, semoga hasilnya nanti bisa membawa peserta di prodi dan kampus tujuannya masing-masing,” ucapnya.

Lebih lanjut, ia mengatakan bahwa Unesa melalui Fakultas Kedokteran (FK) juga menyediakan tim medis khusus yang standby saat tes UTBK, untuk mengantisipasi dan memberikan penanganan medis kepada peserta yang membutuhkan.

“Kita juga ada relawan khusus yang selalu stand by di setiap lokasi tes. Tim kami ini ada yang dosen dan ada mahasiswa. Misal ketika ada yang pingsan, atau kurang sehat ada tim kami yang siap menangani,” pungkasnya. (ris/azw/ipg)

Berita Terkait

Surabaya
Jumat, 22 November 2024
36o
Kurs