Eri Cahyadi Wali Kota Surabaya bersama Rini Indriyani Ketua Tim Penggerak PKK Kota Surabaya mengenakan busana ‘manten pegon’ dalam parade bunga dan budaya Surabaya Vaganza, Minggu (26/5/2024).
Rini Indriyandi mengatakan, manten pegon merupakan busana khas Kota Surabaya yang memadukan akulturasi budaya Jawa, Belanda, Arab, dan China.
“Jadi (pakaian manten pegon) memang khas Surabaya, dan busana ini sudah dipantenkan milik Kota Surabaya,” ujar Rini kepada awak media.
Rini menjelaskan tujuannya memakai busana manten pegon adalah untuk mengenalkan kepada masyarakat, bahwa Surabaya memiliki baju adat untuk pengantinnya.
“Ini momen pas untuk kita memperkenalkan kepada seluruh warga Kota Surabaya, agar jika (mereka) mau menikah, dan memang asli orang Surabaya, pakai lah (busana) pegon ini,” ucapnya.
Ia membeberkan, kedepan, upaya pemkot Surabaya dalam mengenalkan dan mempertahankan warisan budaya ini adalah dengan memodifikasi model busana pegon yang asli dengan versi modern.
“Upayanya mungkin kita akan mencoba mengolaborasikan agar disenangi oleh warga, khusunya (anak muda) zaman sekarang. Karena kalau (model busananya) agak old (jadul) gitu kan mereka kurang senang,” tuturnya.
Tapi meski dimodifikasi, kata dia, tapi tetap tidak akan menghilangkan pakem-pakem yang ada di dalam busan manten pegon.
“Mungkin dari sigernya, dan lain lain kita menyesuaikan, untuk warnanya juga disesusaikan dengan yang lagi hits. Sehingga masyarakat khusunya anak muda yang mau menikah tidak akan merasa oldest,” ungkapnya.
Diketahui, dalam gelaran parade mobil hias dan pawai budaya Surabaya Vaganza, ratusan peserta mengenakan beragam busana yang bertemakan ‘The Chronicle of Surabaya’ yang menceritakan tentang perjalanan panjang sejarah Kota Pahlawan dari masa ke masa. (ike/bil/ham)