Western Sydney University bakal membuka kampus cabang pertama di Indonesia, tepatnya di Surabaya, pada September 2024 mendatang.
Prof Jennifer Westacott Rektor Western Sydney University menyebut, nilai investasi struktur dan infrastruktur kampus yang terletak di Pakuwon Tower itu mencapai lima juta dolar.
“Kami akan mengembangkan inkubator bisnis di Surabaya, kami juga ingin membangun ekosistem, kami sangat berkomitmen untuk bekerja dan berkolaborasi dengan berbagai pemangku kepentingan di Indonesia, kami ingin menciptakan sebuah jalur untuk membangun kampus yang relevan. Untuk juga menyediakan dan memfasilitasi memastikan bahwa kami membangun atau mempersiapkan talenta yang nantinya sesuai apa yang dibutuhkan di industri,” beber Jennifer saat konferensi pers di Surabaya, Kamis (30/5/2024).
Dia mengungkap dipilihnya Surabaya sebagai lokasi kampus, tak lain karena hubungan sinergi yang sudah terbangun selama ini dengan pertumbuhan ekonomi di Kota Pahlawan.
“Jadi kami melihat industri dan segi manufaktur yang terus berkembang, kami juga melakukan riset terkait industri manufaktur yang kami dapatkan dengan pertemuan (dengan industri) pagi ini, apa sih yang mereka cari dari tenaga kerja atau lulusan universitas katakanlah dalam 10 tahun ke depan,” katanya.
Selain pemerintah daerah, ia memastikan sudah melibatkan industri terkait kriteria kebutuhan tenaga kerja.
“Banyak perusahaan mencari tenaga kerja yang punya skill lengkap, dan ada beberapa bidang tertentu dibutuhkan. Ini penting bagi kami untuk mendengar dari perusahaan dan membantu kami mengembangkan kurikulum atau program studi,” imbuhnya.
Sementara untuk lulusan mahasiswa dalam negeri, ditarget mampu bersaing secara global di luar negeri. Termasuk mahasiswa Australia yang bekerja di Indonesia.
Sementara itu Prof Amir Mahmood Provost and Pro Vice-Chancellor menambahkan, akan ada kesempatan interaksi antara mahasiswa di kampus Surabaya dengan yang di Australia.
“Mahasiswa Australia akan belajar di Surabaya. Kerja kelompok campur ini jadi satu wadah yang baik dan kami merencanakan study tour. Mahasiswa juga punya keleluasaan mau ikut kelulusan di Australia,” paparnya.
Sedangkan Prof Deborah Sweeney Deputy Vice-Chancellor and Vice President Research, Enterprise, and International menyebut, lulusannya nanti dikonsep sudah siap masuk dunia kerja.
“Mereka harus relevan dengan yang dibutuhkan pasar. Kami berusaha mendekatkan kurikulum yang dibutuhkan industri, bukan hanya berdasarkan pengalaman, tapi didukung berpikir seperti seorag wirausaha dan inovator,” tandasnya.
Diketahui, akan ada lima program pertama yang dibuka yaitu Bachelor of Business (Applied Finance), Bachelor of Engineering Science (Electrical Engineering), Bachelor of Information and Communications Technology, Bachelor of Computer Science, dan Bachelor of Data Science. (lta/bil/ham)