Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Stasiun Geofisika Pasuruan mencatat selama periode 12 hingga 18 Juli terdapat 113 gempa bumi di wilayah Jawa Timur (Jatim).
Dalam keterangannya yang diterima suarasurabaya.net, meskipun tercatat 113 kejadian gempabumi selama periode tersebut, hanya tiga di antaranya yang dirasakan oleh masyarakat.
“Sebagian besar gempa memiliki magnitudo antara 3-4 sebesar 72,7 persen. Sementara itu, gempabumi dengan magnitudo di bawah 3 tercatat sebanyak 21,2 persen, dan hanya 6,1 persen yang memiliki magnitudo lebih dari 4,” jelas Rully Oktavia Hermawan Kepala Stasiun Geofisika Pasuruan, Jumat (19/7/2024).
Sementara dari segi kedalaman, 85 persen gempabumi terjadi pada kedalaman kurang dari 60 km. Sedangkan 13,3 persen gempabumi terjadi pada kedalaman 60 hingga 300 km, dan hanya 1,7 persen, yang terjadi pada kedalaman lebih dari 300 km.
Dari catatan Stasiun Geofisika Pasuruan, distribusi gempat menyebar di sepanjang pesisir selatan Jatim, dan hanya beberapa yang tercatat terjadi di daratan dan lepas pantai utara.
Fluktuasi jumlah gempabumi harian menunjukkan puncak tertinggi pada 14 Juli 2024, dengan sekitar 20 kejadian gempabumi dalam satu hari.
“BMKG Pasuruan mengimbau kepada masyarakat untuk tetap waspada terhadap aktivitas seismik dan selalu mengikuti informasi dari sumber resmi,” tutup Rully Oktavia. (bil/iss)