Rabu, 18 September 2024

BMKG Minta Masyarakat Tak Panik Gempa Megathrust, Fokus Perkuat Mitigasi

Laporan oleh Risky Pratama
Bagikan
Dwikorita Karnawati Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) saat menyampaikan materi dalam webinar bertajuk "Waspada Gempa Megathrust" yang diadakan oleh Departemen Teknik Geofisika Institut Teknologi 10 Nopember (ITS) Surabaya, pada Selasa (20/8/2024). Foto: tangkapan layar Zoom Meeting

Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) meminta masyarakat tidak panik dengan potensi terjadinya gempa megathrust di Indonesia.

Dwikorita Karnawati Kepala BMKG mengatakan, yang harus dilakukan adalah fokus memperkuat mitigasi.

“Memang ada fase itu (panik), tapi jangan terlalu lama. Harus selalu belajar untuk mewujudkan mitigasi yang kuat, dan harus sadar bahwa mitigasi akan menyelematkan kita,” katanya dalam webinar “Waspada Gempa Megathrust” yang diadakan oleh Departemen Teknik Geofisika Institut Teknologi 10 Nopember (ITS) Surabaya, pada Selasa (20/8/2024).

Ia menekankan, penguatan mitigasi itu harus dilakukan dari edukasi gempa, mempelajari tata ruang, menyiapkan peta bahaya, membuat jalur evakuasi, membuat bangunan yang tahan gempa, hingga kesiapsiagaan dalam menghadapi bencana.

Langkah tersebut, kata dia, penting untuk memastikan masyarakat Indonesia memiliki pengetahuan yang cukup saat terjadi gempa, sehingga bisa mencegah risiko kerugian sosial ekonomi hingga korban jiwa.

“Potensi gempa dan tsunami akan selalu ada dan kapan terjadinya tidak dapat diprediksi, sehingga upaya mitigasi tetap harus disiapkan,” ucapnya.

Dalam kesempatan itu, ia menegaskan bahwa informasi potensi gempa megathrust bukan prediksi atau peringatan dini yang seolah-olah akan terjadi dalam waktu dekat, melainkan informasi tersebut adalah upaya persiapan untuk mencegah adanya gempa, karena wilayah Indonesia merupakan kawasan rawan gempa kuat dan tsunami akibat banyaknya sumber gempa.

Seluruh upaya itu, lanjut dia, harus dilakukan secara bersama-sama, mulai dari pemerintah hingga masyarakat.

“Jadi, harus konsen dan kompak, sehingga bisa melakukan mitigasi yang lebih baik,” tuturnya.

Seperti diketahui, megathrust merupakan sumber gempa subduksi lempeng yang terdapat dua bidang kontak antar dua lempeng tektonik di kedalaman dangkal kurang dari 50 km.

Dwikorita menganalogikan sebagai patahan dengan dorongan naik yang besar, karena mampu megakmumulasi energi medan tegangan gempa dan memicu gempa kuat yang menibulkan rekahan panjang dan bidang pergeseran yang luas.

Di Indonesia, secara tektonik terdapat 13 segmentasi sumber gempa zona megathrust, berikut segmentasinya:

1. Megathrust Aceg-Andaan M9,2
2. Megathrust Nias-Simeule M8,7
3. Megathrust Babu M7,8
4. Megathrust Mentawai-Siberut M8,9
5. Megathrust Mentawai-Pagai 8.9
6. Megathrust Enggano M8,4
7. Megathrust Selat Sunda-Banten M8,7
8. Megathrust Jabar-Jateng M8,7
9. Megathrust Jatim M8,7
10. Megathrust Sumbe M8,5
11. Megathrust Sulawesi Utara M8,5
12. Megathrust Lempeng Laut Filipina M8,2
13. Megathrust Utara Papua M8,7.

(ris/iss/ipg)

Berita Terkait

..
Potret NetterSelengkapnya

Kebakaran Pabrik Plastik di Kedamean Gresik

Kecelakaan Mobil Box di KM 12 Tol Waru-Gunungsari

Pipa PDAM Bocor, Lalu Lintas di Jalan Wonokromo Macet

Surabaya
Rabu, 18 September 2024
30o
Kurs