Indonesia memiliki visi Indonesia Emas yang akan dirayakan tepat pada Hari Kemerdekaan ke-100 tahun 2045 mendatang. Visi tersebut adalah untuk menjadi bangsa yang berdaulat, progresif, adil, dan makmur.
Untuk mewujudkan visi itu, Indonesia membutuhkan generasi pemuda yang berkualitas. Sementara, tantangan masa depan untuk membangun pemuda tidak akan sama dengan tantangan saat ini.
Inosentius Samsul Kepala Badan Keahlian (BK) DPR RI menilai keberadaan Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN) 2025-2045 yang dalam tahap awal persiapan melalui koordinasi Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) sangat penting.
Pandangan itu disampaikannya dalam Focus Group Discussion (FGD) di STIE/STKIP YAPIS, Dompu, NTB, Kamis (1/2/2024), bertema ‘Perspektif Pembangunan Daerah dan Peran Perguruan Tinggi dalam Mencapai Indonesia Emas 2045′
“Dokumen (RPJPN) betul betul sangat penting, karena kita ingin saat Indonesia memasuki usia ke-100 itu negara semakin established. Itu sangat ditentukan oleh produktivitas masyarakat dan kebetulan kalau bicara dari segi usia maka dominasi usia kita adalah usia produktif. Dan salah satunya adalah anak-anak mahasiswa,” ujarnya lewat keterangan tertulis.
Demi memastikan tercapainya tujuan tersebut, pria yang akrab disapa Sensi mengusulkan dalam penyusunan RPJPN 2025-2045 mengatur adanya strategi perencanaan pembangunan berlandaskan ideologi Pancasila di lingkup universitas.
Hal itu dapat dilakukan Mata Kuliah Dasar Umum (MKDU) sebagai petunjuk arah pembangunan.
“Mereka juga akan menyiapkan diri dan arahnya itu ya ada di dokumen itu. Mau ke mana Indonesia itu kan ada di situ (RPJPN). Kalau mereka tidak tau ke mana Indonesia, nanti mereka belajarnya materi lain, sementara program pemerintah beda. Nah, makanya mereka harus tau,” tegasnya.
Sementara itu, Dodo Kurniawan Ketua STIE sekaligus PLT STKIP YAPIS Dompu mengungkapkan, pihaknya merespon positif kegiatan FGD yang diinisiasi Badan Keahlian DPR RI dan Bappenas.
Menurutnya, kegiatan tersebut sangat dibutuhkan mahasiswa dan kampus dalam rangka untuk memahami desain kebutuhan kemajuan SDM di Indonesia ke depan.
“Karena kampus ini adalah bagian yang mencetak generasi emas. Perguruan tinggi adalah untuk menciptakan SDM. Maka, kolaborasi antara kampus dengan Badan Keahlian menjadi sangat penting. Karena di sisi lain, DPR merancang UU, di satu sisi kampus adalah mencetak mahasiswa generasi emas sehingga harus ada integrasi kolaborasi,” kata Dodo.
FGD itu dibuka dengan sambutan Supratman Andi Agtas Ketua Badan Legislasi DPR RI secara virtual. Acara tersebut juga diisi dengan Penandatangan MoU dan Perjanjian Kerja Sama antara Badan Keahlian DPR RI dan STIE/STKIP YAPIS Dompu disaksikan oleh Bappenas.(rid)