Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya (Unusa) menyatakan komitmennya untuk berpartisipasi aktif dalam Kampanye Pertolongan Pertama pada Luka Psikologis (P3LP) di kampus.
Kacung Maridjan, Wakil Rektor I Unusa, mengatakan bahwa Unusa siap berkontribusi secara nyata dalam pengembangan pendidikan dan kesehatan, serta mendukung program kesehatan nasional bersama Kementerian Kesehatan (Kemenkes).
“Unusa sendiri memiliki fokus pendampingan di pondok pesantren, di antaranya seperti kegiatan Pos Kesehatan Pondok Pesantren (Poskestren), Program Pesantren Bersahaja (Bersih, Sehat, dan Harmonis di Jawa Timur), serta Program Community Based Learning (CBL) bagi Pondok Pesantren,” katanya, Senin (2/12/2024).
Upaya tersebut, kata dia, merupakan langkah awal dalam memperkuat sinergi antara institusi pendidikan, pemerintah, dan masyarakat dalam menciptakan generasi muda yang sehat secara mental dan fisik, sesuai dengan definisi kesehatan yang diusung oleh WHO.
“Unusa optimistis dapat menjadi pelopor perubahan, tidak hanya di Surabaya, tetapi juga di komunitas pesantren dan masyarakat luas,” tuturnya.
Imran Pambudi, Direktur Kesehatan Jiwa Kemenkes RI, mengatakan bahwa lingkungan pesantren menjadi salah satu area prioritas dalam upaya penguatan kesehatan jiwa di Indonesia, sehingga Unusa memiliki peran strategis.
“Sumbangsih usia produktif muda di Indonesia sebagian besar berasal dari pondok pesantren. Oleh karena itu, penguatan kesehatan jiwa juga perlu dimulai dari sana, termasuk melalui deteksi dini skrining kesehatan jiwa,” ujarnya.
Dengan komitmen tersebut, ia menekankan bahwa ketika ditemukan luka-luka psikologis, Unusa diharapkan bisa menjadi first aider untuk menolong mereka yang membutuhkan pertolongan kesehatan jiwa, utamanya di lingkungan pondok pesantren.
Dalam kesempatan itu, pihaknya juga menyoroti angka bunuh diri di Indonesia yang terus meningkat dalam beberapa tahun terakhir. Menurutnya, adanya fenomena tersebut sekaligus mempertegas urgensi deteksi dini dan pendampingan kesehatan jiwa, terutama di kalangan usia produktif.
“Semoga keterlibatan institusi pendidikan seperti Unusa, melalui kampanye kesehatan jiwa, dapat menjangkau lebih banyak individu dan komunitas,” ucapnya.
Seperti diketahui, kegiatan tersebut merupakan inisiasi dari Direktur Kesehatan Jiwa Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (Kemenkes RI) yang bekerja sama dengan institusi pendidikan di Indonesia. (ris/saf/ipg)