Senin, 25 November 2024

Berbagai Kesiapan Indonesia Menjadi Tuan Rumah KTT WWF ke-10 di Bali pada Mei 2024

Laporan oleh M. Hamim Arifin
Bagikan
Sekretaris Kementerian Sekretariat Negara Setya Utama (berbaju putih) saat meninjau persiapan beberapa lokasi Leaders’ Visit Kepala Negara dan delegasi World Water Forum ke-10, Jumat (26/4/2024). Foto: Kemenparekraf Sekretaris Kementerian Sekretariat Negara Setya Utama (berbaju putih) saat meninjau persiapan beberapa lokasi Leaders’ Visit Kepala Negara dan delegasi World Water Forum ke-10, Jumat (26/4/2024). Foto: Kemenparekraf

Indonesia dipercaya untuk menjadi tuan rumah KTT World Water Forum (WWF) ke-10 pada 18-25 Mei 2024 di Nusa Dua, Bali.

Setya Utama Sekretaris Kementerian Sekretariat Negara (Kemensetneg) mengatakan, saat ini Indonesia tengah meninjau terkait kesiapan infrastruktur, hospitality, dan kekayaan budaya menjadi menjadi daya tarik yang diyakini membuat tamu-tamu negara terpukau.

“Indonesia tentu ingin menunjukkan keberhasilan hospitality penyelenggaraan World Water Forum ke-10. Yang tidak kalah penting juga Indonesia ingin memperlihatkan kehebatan kebudayaan Indonesia, yang memberikan pesan kepada dunia terutama budaya terkait dengan alam dan air,” kata Setya Utama saat meninjau persiapan Leaders’ Visit di Kawasan Hutan Mangrove Tahura Bali, Kamis (25/4/2024), melansir laman resmi Kemenparekraf.

Setya pun mengungkapkan beberapa hal yang ingin ia pastikan dalam kunjungannya tersebut. Pertama infrastruktur pendukung, mulai dari venue hingga akomodasi yang harus memenuhi standar internasional dan ramah lingkungan.

Kedua, kerangka kerja sama antar lembaga pemerintah, swasta, dan organisasi masyarakat sipil.

Selain itu, pemerintah juga akan mendorong keterlibatan pelajar dan mahasiswa untuk mendukung kelancaran dan kesuksesan acara.

“Kemudian persiapan ketiga, terkait pendekatan multisektor dan inklusif terus ditingkatkan untuk menghasilkan kebijakan dan rencana aksi yang komprehensif dan berkelanjutan,” katanya.

Sebagai pemimpin forum, Indonesia akan memperkenalkan inovasi-inovasi dalam bidang pengelolaan air. Mulai pemanfaatan teknologi untuk efisiensi air dalam berbagai sektor, seperti pertanian, industri, serta pengelolaan daerah aliran sungai dan strategi adaptasi dan mitigasi terhadap bencana hidrometeorologi.

Pada rangkaian kunjungan tersebut, rombongan juga akan meninjau sarana dan prasarana penunjang kegiatan di antaranya Garuda Wisnu Kencana Cultural Park, Bali International Convention Centre (BICC), dan Tahura Mangrove Ngurah Rai.

Kawasan Rehabilitasi dan Konservasi Hutan Mangrove Tahura akan menjadi lokasi Leaders’ Visit 10th World Water Forum berlangsung. Sebab kawasan ini sebagai implementasi prinsip ajaran Bali, Tri Hita Karana yang mengedepankan keseimbangan hubungan antara Tuhan, manusia, dan lingkungan.

Di kesempatan yang sama, Firdaus Ali Staf Khusus Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Bidang Sumber Daya Air menyampaikan, pihaknya terus memastikan detail persiapan jelang gelaran WWF ke-10.

“Kami berupaya memastikan fasilitas pendukung seperti logistik, konsumsi, dan keamanan, termasuk juga kesehatan,” kata Firdaus.

Manfaat KTT WWF ke-10 bagi Indonesia

Sejumlah wisatawan mancanegara melakukan ritual melukat atau pembersihan diri di Pura Tirta Empul, Tampaksiring, Gianyar, Bali, Rabu (24/4/2024). Ritual tersebut direncanakan masuk dalam agenda World Water Forum (WWF) ke-10 di Bali yang akan diselenggarakan pada 18-25 Mei 2024 mendatang. Foto: Kemenparekraf
Sejumlah wisatawan mancanegara melakukan ritual melukat atau pembersihan diri di Pura Tirta Empul, Tampaksiring, Gianyar, Bali, Rabu (24/4/2024). Ritual tersebut direncanakan masuk dalam agenda World Water Forum (WWF) ke-10 di Bali yang akan diselenggarakan pada 18-25 Mei 2024 mendatang. Foto: Kemenparekraf

Melalui forum air internasional terbesar di dunia ini, Indonesia bisa menjadi role model bagi negara lain karena keberhasilannya mengelola sumber daya air.

Endra S. Atmawidjaja Wakil Ketua Sekretariat Panitia Nasional World Water Forum ke-10 sekaligus Staf Ahli Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Bidang Teknologi, Industri dan Lingkungan mengatakan, Indonesia nantinya akan berbagi pengalaman dalam menghadapi tantangan pengelolaan sumber daya air dan keberhasilannya.

“Indonesia juga akan menampilkan beberapa proyek dalam World Water Forum ke-10. Tentunya kita berharap bahwa dari pertemuan ini lahir berbagai kerja sama dan kesepakatan untuk ditindaklanjuti menjadi implementasi nyata,” kata Endra.

Lebih lanjut ia menyampaikan, penyelenggaraan World Water Forum ke -10 juga menjadi salah satu tonggak percepatan salah satu target Sustainable Development Goals (SDGs), yakni akses air bersih dan sanitasi layak.

Para pemangku kepentingan akan saling berkolaborasi dalam mencari solusi atas permasalahan air di dunia dalam forum tersebut.

Diketahui, konferensi internasional tersebut kembali digelar setelah pandemi Covid-19, dengan Indonesia menjadi negara ketiga di Asia yang menjadi tuan rumah, setelah Jepang dan Korea Selatan.

Pada WWF ke-10 tahun ini akan menghadirkan tiga proses utama, yaitu tematik, regional, dan politik, serta enam subtema yang sejalan dengan hasil pembahasan Konferensi Air Dunia di New York pada tahun 2023.

Polda Bali Terjunkan Lebih dari 5000 Personel untuk Pengamanan KTT WWF ke-10

Di kesempatan terpisah, Jansen Avitus Panjaitan Kabid Humas Kombes Pol menyampaikan, Polda Bali siap menerjukan sekitar 5.791 personil untuk mengamankan dan mensukseskan KTT WWF 2024 ini.

Pengamanan tersebut terdiri atas pasukan Bawah Kendali Operasi (BKO) dari Mabes Polri dan Polda-Polda terdekat, seperti Polda Jatim dan NTB, serta TNI dan instansi terkait lainnya.

“Tidak main-main WWF rencana mengundang 33 kepala negara dengan jumlah peserta sekitar 30 ribu orang dan jika ini berjalan lancar, aman dan sukses tentunya pasti akan berdampak positif terhadap sektor pariwisata Bali,” ungkapnya di Denpasar, Rabu (24/4/2024).

Jansen menambahkan bahwa Polda Bali telah menyiapkan sejumlah strategi khusus pengamanan event tersebut, dengan membuat Operasi Kepoliasian dengan sandi Ops Tribrata Agung 202 selama 10 hari.

“Kami juga terus berkoordinasi dan melaporkan setiap perkembangan situasi Kamtibmas Bali kepada Mabes Polri, serta bersinergi dalam pengamanan dengan Kodam/IX Udayana dan Pemrov Bali,” kata mantan Kapolresta Denpasar ini.

Dia mengimbau kepada masyarakat agar turut mendukung dan menyukseskan KTT WWF nanti dengan cara selalu menjaga situasi keamanan dilingkungan masing-masing.

“Kami berharap seluruh lapisan masyarakat khususnya Bali, mari kita dukung dan sukseskan KTT WWF 2024, yang tentunya akan berdampak positif bagi sektor pariwista Bali,” pungkasnya. (azw/ham/ipg)

Berita Terkait

Surabaya
Senin, 25 November 2024
34o
Kurs