Dinas Sumber Daya Air dan Bina Marga (DSDABM) Kota Surabaya sedang melakukan pengerjaan proyek box culvert di banyak titik Surabaya untuk mengurangi dampak banjir saat musim hujan berlangsung.
Jumlahnya ada sekitar 200 paket dan dikerjaan hampir bersamaan sejak Maret 2024. Dalam pengerjaannya, DSDABM berkoordinasi dengan banyak pihak seperti Dinas Perhubungan (Dishub) dan kepolisian untuk mengurangi dampak yang ditimbulkan seperti kemacetan lalu lintas.
Syamsul Hariadi Kepala DSDABM Kota Surabaya mengatakan, dari jumlah proyek tersebut, teridentifikasi ada 50 paket yang berpotensi mengganggu lalu lintas. Seperti Jalan HR Muhammad, Kertajaya, Dukuh Kupang Barat, dan lainnya.
“Mohon bersabar ya. Mei targetnya selesai,” kata Syamsul dalam talkshow program Semanggi Suroboyo Radio Suara Surabaya FM 100, Jumat (26/4/2024) pagi.
Sekadar diketahui, dalam beberapa hari terakhir, Radio Suara Surabaya banyak mendapat telepon yang mengeluhkan tentang kemacetan di beberapa jalan Surabaya sebagai dampak dari pengerjaan box culvert. Jalan HR Muhammad misalnya.
Proyek itu dikerjakan untuk menambah kapasitas saluran tepi yang sebelumnya sudah terpasang. Dari analisa yang dilakukan DSDABM, diperlukan tambahan daya tampung untuk meminimalisir derasnya aliran air dari turunan Jalan Putat Gede.
Menurutnya, dalam manajemen pengendalian banjir, air harus ditahan di hulu dengan menyediakan tampungan atau tempat parkir sementara. Tujuannya supaya airnya tidak terlalu cepat jatuh ke bawah.
Soal kemacetan yang ditimbulkan, itu merupakan salah satu bagian konsekuensi dari pengerjaan box culvert.
“Selalu ada konsekuensi kemacetan ini. Sudah dikerjakan 80%,” katanya. Syamsul menambahkan, dari 214 meter pengerjaan di HR Muhammad, saat ini sudah selesai 150 meter.
Dalam kesempatan yang sama, Syamsul juga menambahkan bahwa setelah box culvert di Jalan HR Muhammad selesai, pengerjaan akan dilanjutkan ke Jalan Gunungsari, Jalan Benowo, dan Jalan Mayjend Sungkono.
Menurutnya, proyek di tiga jalan tersebut agak panjang dengan pengerjaan percepatan dari dua sisi dan diestimasi enam bulan pengerjaan.
Manajemen Material untuk Manajemen Lalu Lintas
Sementara itu, dalam mengantisipasi dan meminimalisir kemacetan yang diakibatkan, DSDABM sudah melakukan koordinasi dengan Dishub. Baik saat proyek tersebut masih perencanaan maupun mendekati pelaksanaan.
“Personel terbatas, tapi kita sudah plotting. Sedangkan yang lain-lain akan disesuaikan keadaan,” kata Tundjung Iswandaru Kepala Dinas Perhubungan (Dishub) Kota Surabaya dalam program yang sama.
Untuk penanganan lalu lintas, Tundjung menegaskan akan bersinergi dengan kepolisian jika perlu melakukan rekayasa. Namun sejauh ini belum ada dan perlu.
Selain pengurukan jalan saat pengerjaan, penumpukan material proyek adalah salah satu penyebab kemacetan yang dikeluhkan pengguna jalan.
Oleh karena itu, pihaknya terus berkomunikasi dengan DSDABM untuk melakukan manajemen material. Termasuk peletakan dan rekayasanya.
“Ke depan, kita akan evaluasi. Bisa jadi kalau material datang langsung dipasang. Atau jangan digali dulu sebelum ada materialnya,” tambahnya.
Dalam talkshow 90 menit tersebut, beberapa pendengar juga bergabung untuk menyampaikan pendapat juga pertanyaan terkait pengerjaan box culvert. Hengky salah satunya.
Dia mempertanyakan tentang durasi proyek yang sering kali terlihat tidak ada pekerjanya.
“Dalam proyek, selalu ada papan yang berisi keterangan tentang proyek. Termasuk start dan berakhir. Kalau melebihi target, laporkan. Karena kontraktor akan kena denda,” kata Syamsul. (ham/faz)