Kurang lebih 40-an batik hasil karya teman disabilitas binaan UPTD Liponsos Keputih, dipamerkan dalam acara Daur Rupa, yang digelar di Midtown Hotel Surabaya.
Imam Muhaji Kepala UPTD Liponsos Keputih mengatakan, acara ini sekaligus untuk menyambut perayaan Hari Batik Nasional. yang jatuh pada 2 Oktober 2024.
Imam menambahkan, lewat karya-karya batik ini, dia berharap agar teman disabilitas tidak lagi dipandang sebelah mata oleh masyarakat.
“Teman disabilitas itu adalah orang yang sama dengan kita dan hasil karya mereka bisa bersaing dengan yang bukan disabilitas. Jadi harapannya, kita membiarkan mereka berkarya dengan baik dan tidak harus dikucilkan,” terang Imam saat ditemui suarasurabaya.net, Selasa (1/10/2024).
Di Liponsos, lanjut Imam, teman disabilitas dibebaskan untuk membuat batik. Paling banyak, biasanya memakai motif abstrak.
“Biasanya teman-teman disabilitas membuat corak ciprat. Jadi kami bebaskan mereka dengan kreasi warna. Nanti baru akan ditambahkan lagi dengan corak-corak batik cap dari pembimbingnya,” jelas Imam.
Salah satu batik yang dibawa dalam pameran adalah “Batik Ciprat Kombinasi Berbagai Motif Lika-Liku Kehidupan”. Dalam batik itu, selain motif ciprat, terdapat motif kupu-kupu yang terbuat dari cap.
Sementara itu, menurut Imam, membiasakan teman disabilitas membatik sama seperti melakukan rehabilitasi.
“Karena dengan membatik, sekaligus bisa melatih fokus dan emosi teman-teman disabilitas di Liponsos,” ungkapnya.
Selain membatik, teman disabilitas juga dilibatkan dalam proses mewarnai hingga kain tersebut siap dijual.
“Jadi, dari membatik ini teman-teman disabilitas juga mendapat penghasilan,” katanya.
Adapun dalam gelaran “Dapur Rasa”, masyarakat umum diperbolehkan untuk ikut membatik di atas kain linen bekas sprei.
Kata Nurvedi Eko GM Midtown Hotel Surabaya, kain bekas sprei itu sebelumnya telah dicuci dan dipotong kecil.
“Anak-anak yang datang tinggal membatik dan mewarnai kain. Nanti hasil batik itu dibingkai untuk dibawa pulang,” tandasnya.(kir/iss/ipg)