Amerika Serikat (AS) tidak ingin konflik antara Israel dengan gerakan Hizbullah di Lebanon meningkat di perbatasan dua negara. Karenannya, kata Matthew Miller juru bicara Departemen Luar Negeri AS, pihaknya bakal terus melakukan diplomasi untuk menemukan solusi.
“Kami tidak ingin melihat kedua belah pihak (Israel atau Hizbullah) meningkatkan konflik di utara (Israel), dan faktanya, kami akan terus mengupayakan penyelesaian diplomatik atas konflik tersebut,” kata Miller dalam konferensi pers dilansir Antara, Rabu (28/2/2024).
Sebelumnya, pada awal pekan ini, Yoav Gallant Menteri Pertahanan Israel mengatakan bahwa Tel Aviv berencana untuk meningkatkan serangannya terhadap Hizbullah, bahkan jika ada potensi gencatan senjata di Jalur Gaza setelah kesepakatan penyanderaan dengan Hamas tercapai.
Israel dan Hizbullah telah melancarkan serangan udara di daerah sepanjang perbatasan Israel-Lebanon sejak Oktober tahun lalu. Konflik antara kedua seteru tersebut memaksa sekitar 80.000 warga Israel di bagian utara negara Zionis itu meninggalkan rumah mereka.
Sebuah jejak pendapat pada awal Februari menunjukkan, bahwa lebih dari 70 persen warga Israel percaya bahwa angkatan bersenjata Israel (IDF) harus melancarkan operasi militer skala penuh di Lebanon selatan, untuk mendorong gerakan Hizbullah keluar dari perbatasan utara Israel. (ant/man/bil/faz)