Mahasiswa Pendidikan Profesi Guru (PPG) Prajabatan Jurusan Matematika Universitas Negeri Surabaya (Unesa) menciptakan aplikasi pembelajaran matematika berbasis augmented reality (AR) yang mengintegrasikan materi pelajaran, khususnya bangun ruang, dengan ikon-ikon Kota Surabaya. Aplikasi ini bertujuan untuk membuat pelajaran matematika lebih menarik dan mudah dipahami oleh siswa.
Hadyan Ihtifazhuddin ketua tim menjelaskan bahwa aplikasi bernama “Ruang Ruang Petualangan (RPP)” ini lahir dari keprihatinan terhadap pelajaran matematika yang semakin kurang diminati oleh siswa.
“Pengalaman pribadi kami waktu menjalani PPL, kalau sudah masuk pelajaran matematika, siswa bawaannya malas. Mungkin karena mereka merasa sulit memahami pelajaran yang sarat akan perhitungan dan rumus,” ujarnya dalam keterangan, Senin (9/9/2024).
Aplikasi ini menggunakan objek bangunan ikon Kota Surabaya yang direpresentasikan dalam bentuk tiga dimensi (3D), menyerupai bangunan aslinya.
Selain itu, materi bangun ruang dikemas dalam bentuk petualangan, yang memudahkan siswa dalam memahami konsep-konsep matematika.
“Aplikasi ini memungkinkan para siswa untuk berpetualang secara virtual, mulai dari Tugu Pahlawan hingga Bambu Runcing. Setiap lokasi menyajikan materi bangun ruang yang disesuaikan dengan tujuan pembelajaran,” kata Hadyan.
Binti Nur Hidayah salah satu anggota tim, menambahkan, aplikasi ini memungkinkan siswa belajar sambil berpetualang. Misalnya, mereka bisa belajar tentang tabung dari bangunan Bambu Runcing, limas dari Museum WR Soepratman, kerucut dari Kubah Masjid Al-Akbar, lingkaran dari bola beton pembatas jalan di trotoar, balok dari Pakuwon Mall, dan kubus dari miniatur Ka’bah di Asrama Haji Embarkasi Surabaya (AHES).
“Pendekatan kami menghadirkan matematika yang sesuai dengan keseharian siswa, sehingga pembelajaran jadi lebih mudah dipahami dan menarik. Kami ingin siswa menyadari bahwa matematika terkait erat dengan kehidupan sehari-hari dan bisa dinikmati,” jelas Binti.
Sementara itu, Delvi Yurvila Nada mengungkapkan bahwa aplikasi RRP dikembangkan sejak Juni dan telah diluncurkan di SMPN 1 Surabaya. Aplikasi berbasis Android ini gratis digunakan oleh para guru dan terus akan dikembangkan.
“Kami harap aplikasi ini dapat digunakan di sekolah-sekolah. Untuk itu, kami akan sosialisasi dan terus mengembangkan aplikasi, termasuk memproses agar bisa diunduh di Play Store,” tambahnya.
Delvi juga berharap bahwa aplikasi ini dapat membantu para guru dalam mengajar matematika dengan lebih mudah dan bermakna.
“Semoga aplikasi ini semakin memotivasi siswa untuk lebih tertarik belajar matematika. Kami juga berharap teknologi serupa bisa diterapkan di mata pelajaran lain di masa depan,” tuturnya.
Selain Hadyan Ihtifazhuddin, aplikasi ini juga dikembangkan oleh Binti Nur Hidayah, Delvi Yurvila Nada, Bunga Cahyaning Atie, Afina Aulia Purnamaningtyas, Altafia Ainur Roihana, dan Heni Zulatifah. (ris/saf/ipg)