Seorang anggota Parlemen Israel (Knesset) menuduh koalisi Benjamin Netanyahu Perdana Menteri gagal total di tengah perang Gaza.
Gadi Eisenkot anggota Knesset mengatakan, Netanyahu telah gagal dalam bidang keamanan dan ekonomi dan menyerukan pemilihan umum pada akhir tahun.
“Siapapun yang mengatakan bahwa kami akan membubarkan beberapa batalion di Rafah dan kemudian mengembalikan para sandera adalah menyebarkan ilusi palsu,” katanya dilansir Reuters, Kamis (30/5/2024).
“Diperlukan waktu tiga sampai lima tahun untuk menstabilkan (Gaza) dan kemudian bertahun-tahun lagi untuk membangun alternatif selain Hamas,” imbuhnya.
Ia menyebut Netanyahu telah gagal memenuhi janji-janji utama kampanyenya pada tahun 2022. Termasuk menghentikan program nuklir Iran, meresmikan hubungan diplomatik dengan Arab Saudi dan memperkuat perekonomian.
Israel melancarkan serangan udara dan darat di Gaza pada Oktober lalu dan bersumpah untuk menghancurkan Hamas. Namun, para ahli meragukan apakah hal tersebut mungkin terjadi.
Dalam sebuah pernyataan di Telegram, Partai Likud mengatakan Eisenkot dan Benny Gantz Menteri Kabinet Perang Israel, sedang mencari alasan untuk keluar dari koalisi ketika perang sedang memuncak.
Apa yang dilakukan oleh pemerintah Israel di bawah komando Netanyahu, makin menimbulkan pertanyaan tentang berapa lama pemerintahan Israel pada masa perang dapat bertahan ketika Netanyahu mengabaikan tuntutan yang bertentangan dari anggota koalisi dan menghadapi pengawasan global atas perilaku perang Israel.
Lebih dari 36.000 warga Palestina tewas dalam serangan Israel di Gaza, kata kementerian kesehatan setempat dan ribuan lainnya terjebak di bawah reruntuhan. (saf/ipg)