Jumat, 22 November 2024

Anggaran Transportasi Publik Surabaya Naik Jadi Rp108 M, Atasi Macet dan Polusi Pemkot Tambah Bus dan Feeder Listrik

Laporan oleh Meilita Elaine
Bagikan
Angkutan publik Suroboyo Bus saat melintasi Jalan Basuki Rahmat Surabaya, Rabu (21/2/2024). Foto: Meilita suarasurabaya.net

Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) untuk transportasi publik Kota Surabaya tahun 2024 naik menjadi Rp108 miliar. Bakal ada puluhan bus dan angkutan pengumpan listrik atau feeder baru untuk mengatasi macet dan polusi.

Penambahan itu seiring dengan capaian jumlah penumpang angkutan umum yang semakin meningkat.

Tundjung Iswandaru Kepala Dinas Perhubungan Kota Surabaya mencatat, peningkatan penumpang itu jadi tanda masyarakat mulai bergantung pada transportasi umum.

Load factor (faktor muat penumpang atau perbandingan kapasitas terjual dengan tersedia) tahun 2023 diangka 60 persen. Dari 2022 naiknya 20 persen,” ujarnya dikutip suarasurabaya.net, Rabu (21/2/2024).

Feeder WiraWiri milik Pemkot Surabaya yang sudah beroperasi sebelum kendaraan listrik. Foto: Meilita suarasurabaya.net
Feeder WiraWiri milik Pemkot Surabaya yang sudah beroperasi sebelum kendaraan listrik. Foto: Meilita suarasurabaya.net

Kenaikan itu turut menyumbang perolehan Pendapatan Asli Daerah (PAD) sektor transportasi publik jenis Suroboyo Bus lebih dari 100 persen. Itu yang membuat anggaran tahun ini untuk transportasi publik keseluruhan naik.

Rencananya, lanjut Tundjung, Bus Trans Semanggi dengan skema Buy The Service (BTS) yang selama ini masih menggunakan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) akan sepenuhnya diambil alih pemkot memakai APBD. Tidak ada lagi penambahan bus konvensional atau yang menggunakan bahan bakar minyak (BBM).

Sementara bus listrik dengan skema BTS yang masih diujicoba tiga bulan sejak 2023 lalu, tahun ini Tundjung memastikan akan mulai berjalan dengan penambahan jumlah armada lebih banyak.

“Belum hitung (tambah berapa unit bus listrik) karena belum tahu harga berapa. Kita sesuaikan anggaran. Berhubung bus listrik masih baru, hadi hitungan rupiah perkilometer belum ditentukan, bisa dilayani berapa (jauh),” katanya.

Penambahan bus listrik, yang tidak dibarengi dengan pengadaan bus konvensional baru, menurutnya, diharapkan tidak hanya mampu mengurangi kemacetan tapi juga upaya konkret penekanan polusi.

“Harusnya tujuannya mengurangi macet. Tapi kembali pada kesadaran masyarakat, kalau gak pakai angkutan umum, atau fasilitas umum juga (tidak bisa maksimal),” ucapnya.

Ia berharap, penambahan unit ini, bisa segera meratakan pelayanan angkutan umum ke berbagai titik di Surabaya.

“Harapannya permukiman ke tempat tujuan bisa terlayani semua. Jadi gak ada alasan orang tidak pakai transportasi umum,” tuturnya.

Meski rute yang berhasil dijangkau angkutan umum selama ini masih jauh dari separuh sebaran titik yang ada.

“Sejauh ini 20 persen dari sebaran titik yang ada itu (yang dijangkau oleh) feeder, Suroboyo Bus juga (menjangkau) 20 persen (dari sebaran titik yang ada). Tahun ini bisa nambah 10 persen (jangkauannya),” ujarnya.

Suroboyo Bus. Foto‌: Instagram/suroboyobus

Dishub Surabaya mencatat, dari 20 unit Suroboyo Bus yang beroperasi, ada 1.729.758 penumpang sepanjang 2023.

Total tiga rute yang dilayani yaitu Purabaya-Rajawali pulang pergi, Terminal Intermoda Joyoboyo (TIJ)-Terminal Osowilangun (TOW) pulang pergi, dan Purabaya-Tembaan pulang pergi.

Sementara feeder atau angkutan pengumpan, ada 52 unit yang beroperasi sejak Maret hingga Desember 2023, telah mengangkut 722.256 penumpang.

Angkutan kecil ini melintasi enam rute, Terminal Benowo-Tunjungan, Mayjen Sungkono-Balai Kota, TIJ-Gununganyar, Puspa Raya-HR Muhammad, TIJ-Lakarsantri, dan Terminal Bratang-Stasiun Pasar Turi.

Sementara Aning Rahmawati Wakil Ketua Komisi C DPRD Kota Surabaya bidang pembangunan membenarkan, capaian Pendapatan Asli Daerah (PAD) Dinas Perhubungan terbagus pada sektor Badan Layanan Umum Daerah (BLUD) Suroboyo Bus, 110 persen dari target.

“Target 6,2 miliar tercapai 7,3 miliar,” katanya.

Capaian itu salah satu alasan anggaran transportasi naik menjadi Rp108 miliar dari sebelumnya.

“Dari 60 sampai 78 miliar. Terbukti grafik penumpang transportasi publik naik terus. PAD juga tercapai, satu-satunya yang tercapai di Dishub,” imbuhnya.

Melengkapi Tundjung, Aning menjelaskan, anggaran APBD yang dialokasikan untuk pelimpahan BTS APBN sebesar Rp18 miliar.

“Pelimpahan BTS APBN ke APBD bisa jadi (bulan) Mei atau Juni. Kedua, menambah transportasi publik BTS APBD, anggaran 19 miliar untuk rute (tambahan) ada dua alternatif Benowo-Tunjungan dan Purabaya-Rajawali,” tambahnya.

Secara jumlah unit, lanjut Aning, kemungkinan sementara akan ada penambahan 22 bus dan 50 feeder listrik.

“(Penambahan bus listrik skema BTS) sangat (lebih menguntungkan dari pada membeli atau belanja unit). Dan peluang penambahan PAD juga besar. Karena gak ada biaya maintenance yang besar,” tandasnya.

Rencana besar ini disambut baik Yanuar Kurniawan salah satu pengguna transportasi umum Suroboyo Bus jurusan Purabaya-Rajawali.

“Saya setuju kalau ada penambahan unit karena bisa jadi hubungannya dengan rute yang bertambah juga. Atau jika tidak, maka tambahan unit akan mempersingkat waktu tunggu satu bus dengan bus lainnya di halte,” kata Yanuar.

Menurutnya, untuk membuat masyarakat bergantung dengan transportasi umum, harus didukung sarana dan prasarana yang menunjang.

Ia bermimpi, suatu saat Surabaya juga akan punya jalur khusus angkutan umum, yang terhindar dari kemacetan.

“Dengan begitu, orang akan mempertimbangkan, dari pada bawa kendaraan pribadi, lebih baik naik transportasi umum karena nggak kena macet. Pelan-pelan pengguna jalan pakai kendaraan pribadi berkurang, ujungnya pengurangan polusi,” tandasnya. (lta/iss/ipg)

Berita Terkait

Surabaya
Jumat, 22 November 2024
36o
Kurs