Aneka Rempah Indonesia Curi Perhatian Banyak Pengunjung di Pameran Impor China

Pada ajang Pameran Impor Internasional China (China International Import Expo/CIIE) ke-7, produk pertanian dan pangan Indonesia, terutama rempah-rempah, menarik perhatian banyak pengunjung.

Di stan pameran, dipamerkan berbagai rempah khas Indonesia seperti lada berduri (lada murad atau pimenta), biji pala (nutmeg), dan bunga pala (mace), yang diproduksi dengan teknik beragam. Para pengunjung mencium aroma rempah dan menanyakan lebih lanjut soal.

“Kami dari Papua, Indonesia. Daerah kami terkenal sebagai penghasil pala,” kata Sofia Ekawati, manajer di Papua Global Spices yang ada di pameran itu seperti dikutip Antara, Minggu (10/11/2024).

Sofia menjelaskan bahwa keluarganya sudah lama berdagang rempah-rempah. Biji pala, kata dia, dapat digunakan di berbagai industri, mulai dari kuliner, farmasi, hingga kosmetik. Bahan baku ia beli dari petani lokal, lalu diolah di pabriknya.

Berbeda dengan generasi sebelumnya, Sofia menerapkan prosedur mekanis untuk meningkatkan kualitas produk, meski biaya produksinya lebih tinggi.

“Saya yakin kualitas ekspor Indonesia ke China rata-rata sudah baik. Pasar ini menjanjikan, dengan konsumen yang menginginkan kualitas lebih tinggi dan bersedia membayar,” ujarnya.

Selama wawancara, Sofia menunjukkan toples kaca berisi produk padat berwarna putih susu dan mengoleskannya ke tangan para pengunjung. “Aromanya harum dan terasa lembut saat dioleskan di kulit. Ini produk perawatan kulit berbahan biji pala,” jelasnya.

Sofia baru pertama kali berpartisipasi di CIIE dan berharap dapat menemukan distributor di China untuk memperluas pasar. Rempah-rempah lokal tetap menjadi komoditas ekspor andalan Indonesia, memberikan kontribusi signifikan bagi perekonomian negara. (ant/nis/bil/iss)