Kecelakaan pesawat Jeju Air di Bandara Internasional Muan pada Minggu (29/12/2024) pagi, telah menewaskan sedikitnya 62 orang hingga Minggu siang pukul 12.10 siang waktu setempat.
Dilansir dari The Korea Herald, penerbangan Jeju Air 7C2216 yang membawa 181 penumpang dan awak, melampaui landasan pacu, bertabrakan dengan pagar pembatas, dan terbakar.
Pesawat Jeju Air tersebut berangkat dari Bangkok pada pukul 01.30 pagi waktu setempat, dan dijadwalkan mendarat di Muan pada pukul 08.30 pagi.
Selama upaya pendaratan pertamanya di landasan pacu nomor satu, pesawat gagal mendarat dan melakukan go-around, manuver penerbangan di mana pilot memilih untuk membatalkan pendaratan dan kembali ke udara untuk terbang berputar dan mencoba lagi.
Pada percobaan kedua, roda pendaratan tidak berfungsi dengan baik, yang menyebabkan pendaratan darurat di dekat ujung landasan, menurut pihak berwenang.
Karena tak dapat mengurangi kecepatan sepenuhnya, pesawat menabrak pagar pembatas bandara dengan cepat, mengakibatkan kehancuran dan kebakaran seketika, menurut pihak berwenang.
Petugas tanggap darurat, termasuk 80 petugas pemadam kebakaran, segera dikerahkan ke lokasi kejadian. Api berhasil dipadamkan dalam waktu 43 menit, dan upaya penyelamatan dimulai dari bagian belakang pesawat.
Penyelidikan awal menunjukkan “serangan burung” sebagai kemungkinan penyebab kerusakan roda pendaratan. Hal ini terjadi ketika pesawat bertabrakan dengan sekawanan burung atau ketika burung memasuki mesin.
Menurut pihak berwenang, penumpang pesawat Jeju Air yang jatuh itu termasuk 173 warga negara Korea Selatan dan dua warga negara Thailand. (saf/iss)