Ribuan dokter Korea Selatan mengadakan unjuk rasa hari ini, Minggu (3/3/2024), menentang rencana pemerintah meningkatkan kuota penerimaan mahasiswa baru di sekolah kedokteran mulai tahun depan.
Asosiasi Medis Korea (KMA), yang mewakili para dokter swasta dan yang mengorganisir aksi tersebut, menyebut ada sekitar 40.000 dokter bergabung dalam unjuk rasa. Namun, polisi memperkirakan jumlah demonstran sekitar 12.000 orang.
“Pemogokan yang dimulai oleh para dokter peserta magang dan mahasiswa kedokteran tidak hanya bertujuan menjaga lingkungan layanan kesehatan di masa depan, tetapi juga merupakan perjuangan para dokter untuk melindungi kesehatan masyarakat,” kata Kim Taek-woo Kepala Komite Darurat KMA.
Melansir Reuters, demonstrasi ini terjadi sehari setelah berakhirnya tenggat waktu yang diberikan pemerintah kepada para dokter magang untuk kembali bekerja.
Hampir 9.000 dokter residen dan dokter magang di rumah sakit-rumah sakit besar, atau sekitar 70 persen dari total rumah sakit di Korea Selatan, telah mengundurkan diri pada akhir Februari. Hal ini mengakibatkan operasional fasilitas kesehatan terganggu, dengan beberapa operasi dan perawatan terpaksa dibatalkan.
Pemerintah berencana meningkatkan penerimaan mahasiswa di sekolah kedokteran sebesar dua ribu orang mulai 2025 dan menambah 10 ribu lagi hingga 2035. Saat ini, angka penerimaan mahasiswa kedokteran berjumlah tiga ribu orang setiap tahunnya.
Namun, Joo Soo-ho seorang pejabat di KMA mengatakan bahwa pemerintah harus terlebih dahulu mereformasi sistem medis yang ada, sebelum mewujudkan rencana tersebut.
“Pemerintahlah yang menetapkan tenggat waktu, dan terlepas dari tenggat waktu dan tekanan yang ada, kami akan terus maju seperti yang kami pikirkan,” ujar Joo.
Han Duck-soo Perdana Menteri Korea Selatan pada hari Minggu mendesak KMA untuk menghentikan protes dan mendorong para dokter magang kembali menangani pasien mereka.
Lee Sang-min Menteri Dalam Negeri Korea Selatan juga mengatakan, para dokter muda tidak akan dihukum jika mereka kembali bekerja pada hari Minggu. Namun jika mereka menolaknya, maka mereka akan dikenakan sanksi administratif dan hukum, termasuk penangguhan lisensi medis mereka.
Pemerintah secara terbuka telah mengeluarkan perintah untuk kembali bekerja bagi 13 dokter, termasuk para pengkritik rencana tersebut, dan menggerebek beberapa pejabat KMA pada Jumat (1/3/2024). (azw/saf/ham)