Sebanyak 190-an pasien Rumah Sakit Universitas Airlangga (RS Unair) dievakuasi ke luar gedung akibat terjadi gempa beruntun di perairan laut Jawa di Tuban yang terasa hingga Surabaya.
Saat ini, ada sekitar 30-an pasien yang telah dipulangkan karena kondisinya sudah membaik. Sehingga, total yang masih dievakuasi ada sekitar 160-an.
Cahyo Wibisono Manajer Penunjang Medis RS Unair Surabaya mengatakan, hal itu dilakukan sebagi upaya untuk memastikan keamanan pasien, mengigat masih ada potensi terjadinya gempa susulan ke depan.
“Pasien yang sudah baik, tidak ada perawatan khusus, sudah kami pulangkan. Obat sudah kami berikan, sehingga InsyAllah aman untuk pasien,” katanya di halaman RS Unair saat ditemui suarasurabaya.net, pada Jumat (22/3/2024).
Sebelumnya, pihaknya sudah melakukan klasifikasi pasien untuk diberikan penanganan sesuai dengan tingkat kegawatdaruratan.
“Pasien saat ini kami evakuasi untuk keselamatan. Tingkat kegawatan ada bermacam-macam, ada gawat sekali, ICU dan pasien ventilator. Ada yang gawat menengah, dan pasien anak-anak atau pediatri,” ucap Cahyo.
Sementara, saat ditanya butuh waktu berapa lama terkait evakuasi tersbeut, pihaknya belum bisa memastikan hingga saat ini. Ia menyebut, pihaknya masih menunggu informasi dadi Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) dan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Surabaya untuk memastikan pemindahan pasien kembali ke ruang perwatan.
“Evakuasi ini terkait keselamatan, tentunya kami mengutamakan keselamatan pasien,” ucapnya.
Seperti diketahui sebelumnya, ratusan pasien dari RS Unair dan Rumah Sakit Khusus Infeksi (RSKI) Surabaya dievakuasi ke luar gedung imbas dari adanya gempa bermagnitudo 6,5.
Pihak rumah sakit dan BPBD Kota Surabaya juga telah memberikan sejumlah penanganan, satu diantaranya yakni dengan mendirikan tenda darurat sebagai langkah antisipasi terjadinya gempa susulan. (ris/iss)