Sebanyak 13 siswa SMA Negeri 6 Surabaya tidak naik kelas karena sering bolos sekolah.
R. Acmad Djunaidi Kepala SMAN 6 Surabaya mengatakan, mereka yang diputuskan tidak naik kelas, harus mengulang di bangku SMA kelas 10, tidak bisa bergabung dengan siswa yang naik ke kelas 11.
“Yang utama alasan tidak naik kelas adalah soal kehadiran di sekolah, bukan pelanggaran, kalau pelanggaran itu tambahan dalam pengambilan keputusan, ada seperti keterlambatan atau perilaku tidak santun di kelas,” katanya saat dihubungi suarasurabaya.net pada Rabu (26/6/2024).
Ia mengatakan, keputusan tidak naik kelas tersebut bukan hanya dari pihak kepala sekolah, melainkan dari dewan guru SMAN 6 Surabaya.
“Pertanyaannya seperti ini, bagaimana ada anak tidak pernah masuk sekolah tapi bisa naik kelas? Apa tidak rusak negara ini, mau jadi apa negara ini ke depan? Kita ingin negara ini ke depannya dipimpin oleh orang-orang mau belajar dan baik juga secara perilaku,” jelasnya.
Ketentuan tidak naik kelas tersebut, kata dia, merupakan otoritas dari pihak sekolah yang diatur dalam Permendikbudristek Nomor 21 tahun 2022 tentang Standar Penilaian Pendidikan pada Pendidikan Anak Usia Dini, Jenjang Pendidikan Dasar, dan Jenjang Pendidikan Menengah. Biro Hukum, tepatnya pada pasal 11 yang berbunyi satuan pendidikan menetapkan mekanisme penentuan kenaikan kelas dan kelulusan dari satuan pendidikan berdasarkan pedoman yang ditetapkan oleh kepala unit utama yang membidangi kurikulum dan asesmen.
“Jadi pada intinya, yang menentukan adalah sekolah. Ketentuan itu juga ada di Kurikulum Operasional Satuan Pendidikan (KOSP), dokumen itu yang menajdi dasar kurikulum di SMA, jadi SMA yang lain bisa beda semua, tergantung yang ditetapkan oleh masing-masing sekolah,” bebernya.
Soal ketentuan tidak naik kelas tersebut, lanjut dia, pihak sekolah sebelumnya juga telah memanggil orang tua dari siswa, untuk disampaikan permasalahan yang dihadapi oleh sang anak.
Ia berharap, ke depan para siswa bisa belajar serius dengan masuk sekolah atau tidak bolos, sehingga absen bisa terpenuhi dan siswa bisa mendapat ilmu di dalam kelas pembelajaran.
“Pesannya, giatlah belajar, rajin masuk sekolah, jadilah pemimpin yang rajin, berperilaku baik, intelektualnya dipersiapkan,” pungkasnya.(ris/ipg)