Sebanyak 119 Mahasiswa Fakultas Kedokteran (FK) dan Fakultas Keperawatan dan Kebidanan (FKK) Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya (Unusa), turut berperan aktif dalam mendukung keberhasilan program imunisasi SUB PIN Polio yang serentak dilaksanakan di Jawa Timur (Jatim), termasuk di Kota Surabaya.
Keterangan yang diterima suarasurabaya.net, imunisasi bersama Dinas Kesehatan Surabaya ini dilakukan sebagai respon atas temuan Kejadian Luar Biasa (KLB) kasus lumpuh layuh akut akibat virus polio. Kegiatan ini diselenggarakan secara serentak di beberapa puskesmas di Surabaya, mulai tanggal 15-17 Januari 2024.
Lailatul Khusnul Rizki Dosen Kebidanan FKK Unusa mengungkapkan, sebanyak 63 mahasiswa FK dan 56 mahasiswa FKK Unusa terlibat dalam upaya ini sebagai kontribusi positif dalam membantu pemerintah mencegah pertambahan kasus polio.
“Kami turut senang dapat terlibat dalam kontribusi ini. Para mahasiswa dengan antusias terlibat dalam upaya menyediakan pelayanan imunisasi bagi masyarakat. Upaya bersama Dinkes Kota Surabaya ini bertujuan untuk meningkatkan cakupan imunisasi dan menciptakan kesadaran akan pentingnya vaksinasi dalam pencegahan penyakit polio,” jelas Riris sapaan akrabnya, Rabu (17/1/2024).
Para mahasiswa yang terlibat diberikan kesempatan untuk mengaplikasikan pengetahuan teoritis mereka dalam konteks nyata, sambil berinteraksi dengan masyarakat secara langsung.
“Delegasi mahasiswa yang ditugaskan tersebar di total tujuh puskesmas di beberapa kecamatan di Surabaya. SUB PIN Polio kali ini menyasar anak berusia 0-7 Tahun untuk mendapat vaksin polio,” ucap Riris.
Untuk diketahui, polio ini banyak menyerang anak di bawah lima tahun tetapi bisa juga menyerang anak di atas lima tahun jika riwayat imunisasinya tidak lengkap.
Untuk itu, menurut Riris, melibatkan mahasiswa dari bidang kesehatan merupakan langkah positif dalam memastikan bahwa pesan kesehatan dapat disampaikan secara efektif kepada masyarakat.
Adapaun Ari Wijayanti, satu mahasiswa Unusa yang terlibat dalam imunisasi ini menceritakan pelaksanaan imunisasi polio terbagi menjadi empat pos di setiap kecamatan, yakni di puskesmas, posyandu, TK-PAUD, dan SD.
“Di hari pertama pada tanggal 15, kami terbagi di empat pos berbeda, dan hari pertama itu pelaksanaannya serentak di seluruh Surabaya. Jadi paling rame memang hari pertama, di hari kedua sama ketiga itu hanya sisa bagi anak kecil yang belum imunisasi, dan pelaksanaan door-to-door bagi yang belum tahu infonya,” jelas mahasiswa jurusan D3 Keperawatan itu.
Pada kesempatan yang sama, Nabilla Fauziyah, mahasiswa jurusan D3 Keperawatan Unusa mengatakan bahwa ini pengalaman pertamanya berkontribusi dalam upaya imunisasi kepada masyarakat. Ia juga menjelaskan bahwa pemberian imunisasi ini sebanyak dua tetes tiap anak.
“Ini adalah pengalaman pertama saya, deg-deg an sekaligus senang dapat memberikan manfaat langsung dalam penyediaan imunisasi kepada masyarakat. Dan kontribusi ini menjadi pengalaman belajar yang berharga bagi saya,” ucap Nabilla saat ditemui di Puskesmas Gayungan.
Melalui kolaborasi yang sinergis antara universitas dan Dinas Kesehatan Kota Surabaya, diharapkan bahwa kegiatan ini dapat menjadi model bagi upaya serupa di masa mendatang.
Dengan terus mendukung program imunisasi, masyarakat Surabaya dapat bersama-sama menciptakan lingkungan yang lebih sehat dan bebas dari risiko penyakit polio. (bil/ipg)