Sebanyak 108 perguruan tinggi negeri dan swasta mengikuti Kompetisi Debat Mahasiswa Indonesia (KDMI) di Universitas Ciputra (UC) Surabaya, pada 16-21 Juli 2024.
Tatang Mutaqin Staf Ahli Menteri Bidang Manajamen Talenta Nasional Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) mengatakan, kompetisi debat itu merupakan ruang pembelajaran bagi mahasiswa untuk bisa menyampaikan argumen dengan rujukan yang kuat.
“Ini juga untuk belajar critical thinking hingga networking dengan menjunjung tinggi kejujuran,” katanya saat berada di Ciputra Hall, Surabaya, Selasa (16/7/2024).
Melalui debat, kata dia, mahasiswa diajak untuk bisa berpendapat dengan berbagai pengetahuan yang dimiliki, serta dituntut untuk bisa memberi argumen balasan atau sanggahan.
Dalam KDMI, materi debat meliputi berbagai disiplin ilmu, mulai dari pendidikan, politik, ekonomi hingga lingkungan.
“Kita tidak perpatok pada satu bidang saja, tapi ada banyak, karena temanya ada juga yang tidak pernah kit bayangkan, ada topik yang tidak terduga. Tapi prinsipnya dasarnya, lebih ke argumentasi,” ucapnya.
“Tetapi tidak bolah ada SARA. Kalau ada SARA akan ada minus dalam tim,” imbuhnya.
Sementara itu, Novi Rosita Head of Student Affairs UC menyatakan bahwa kompetisi debat nasional itu, merupakan yang pertama kalinya diadakan dengan UC Surabaya sebagai tuan rumah.
“Ini memberikan dukungan para debater muda Indonesia. Kami melihat kemitraan strategis dengan Puspresnas sebagai langkah kongkret dalam mendukung pengembangan talenta unggulan di Indonesia, khususnya dalam bidang debat,” imbuhnya.
Kompetisi debat itu menurutnya, mampu mengasah kemampuan seseorang dalam berkomunikasi dan berpendapat secara ilmiah, sehingga bagus untuk mahasiswa dalam mempertajam pikiran dan mengambil solusi dalam setiap masalah.
“Ini juga sangat bagus untuk melatih kecepatan berpikir kritis, ketepatan menganalisa, kecepatan menemukan solusi dan kecakapan dalam menyampaikan pandangannya kepada publik,” ucapnya.
Dalam kesempatan itu, Yohannes Somawiharja Rektor Universitas Ciputra menambahkan, bahwa kompetisi debat bukan hanya sekadar mencari pemenang, tetapi untuk mendoronh generasi muda punya cara berpikir kreatif dan kritis.
“Sehingga mampu menyajikan solusi dari permasalahan, bukan hanya untuk dipahami, namun bisa mengajak orang untuk bisa bersama-sama mengerjakan solusi tersebut,” pungkasnya.(ris/iss/ipg)