Sebanyak 1000 Usaha, Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) di Kota Surabaya bakal dapat pendampingan untuk sertifikasi halal di gelaran Surabaya Halal Fest 2024, pada 21-23 Agustus mendatang.
Gelaran tersebut merupakan kolaborasi Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya menggandeng Ikatan Alumni Institut Sepuluh Nopember Surabaya (IKA ITS), dan bakal berlangsung di Balai Pemuda.
Dewi Soeriyawati Kepala Dinas Koperasi Usaha Kecil dan Menengah dan Perdagangan (Dinkopumdag) Kota Surabaya, mengatakan meski kuota hanya 1000, tapi sampai saat ini yang sudah mendaftar jumlahnya 3.500-an. Sehingga, harus dilakukan kurasi lebih dulu.
“Jadi mereka yang benar-benar memenuhi syarat, itu kita masukkan untuk sertifikasi halal. Dan sebenarnya kan sertifikasi halal ini biasanya berbayar, ini gratis,” ujarnya waktu mengisi program Semanggi Suroboyo Radio Suara Surabaya, Jumat (16/8/2024).
Nantinya selain dari IKA ITS, akan ada juga dari Universitas Airlangga (Unair) dan Universitas Negeri Surabaya (Unesa) yang bakal ikut melakukan pendampingan terhadap 1.000 UMKM tersebut. “Karena untuk halal, pendampingan harus dari yang sudah bersertifikasi,” ujar Dewi.
Pendampingan itu menurutnya perlu. Apalagi sertifikasi halal ini adalah salah satu persyaratan UMKM bisa naik kelas. Selain itu untuk mendapatkan sertifikasi halal, Dewi mengatakan prosesnya tidak mudah.
“Jadi untuk pengisian itu detail banget. Kalau misalnya kayak untuk soto ayam gitu aja ini harus tau ayamnya itu pemotongannya halal tidak? Bumbunya itu halal apa tidak? Itu diisi detail sekali. Sedangkan mereka ini ya, UMKM itu kadang gak mau ribet,” ungkapnya.
Terkait Surabaya Halal Fest 2024, Dewi mengatakan akan ada pra dan pasca event. Untuk pra event, sudah dilakukan satu bulan lalu dengan pendampingan dan sosialisasi kepada beberapa UMKM di beberapa tempat seperti Masjid Al Akbar Surabaya, dan ITS.
“Kemudian nanti pas event hari H, kita mempertemukan dengan buyer jadi link untuk marketingnya mereka. Dan nanti waktu pasca-event kita tetap melakukan pendampingan pada mereka jadi gak terus dilepas gitu aja,” ungkapnya.
Ita Kurniawati dari IKA ITS dalam kesempatan yang sama menambahkan, pihaknya memandang kegiatan “kampanye halal” ini tak bisa dilakukan sendiri baik oleh Pemkot maupun akademisi seperti ITS.
“Kita ini butuh kepastian sebenarnya, kenyamanan, pada saat kita mengkonsumsi sesuatu pastinya kita bertanya-tanya, legalitasnya udah ada nih. Itu yang akan kita lakukan pendampingan sampai dengan UMKM menuju sertifikasi halal dan men-scale up UMKM nya Surabaya,” ungkapnya.
Dia mengatakan, kolaborasi dengan perguruan tinggi lain dalam kegiatan ini, karena peran Lembaga Pendamping Proses Produk Halal (LP3H) di masing-masing kampus maupun instansi lain sangat penting untuk mendorong target setifikasi halal.
“Jadi memang dasar dari acara ini adalah kita bersama-sama kita bersinergi bersama-sama, berkolaborasi sama-sama. Sekaligus merupakan rangkaian dari cita-cita pak (Eri Cahyadi) Wali Kota untuk menjadikan Surabaya Halal Tourism,” jelasnya. (bil/ipg)