Badan Meteorologi Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengimbau masyarakat pesisir mewaspadai gelombang tinggi hingga enam meter yang berpotensi terjadi di beberapa wilayah perairan pada 22-23 Agustus 2023.
Eko Prasetyo Kepala Pusat Meteorologi Maritim BMKG mengatakan, pola angin menjadi salah satu penyebab terjadinya peluang peningkatan gelombang tinggi.
Menurutnya, pola angin di wilayah Indonesia bagian utara dominan bergerak dari selatan-barat daya dengan kecepatan angin berkisar 5-20 knot.
Sedangkan di wilayah Indonesia bagian selatan dominan bergerak dari timur-tenggara dengan kecepatan angin berkisar 5-25 knot.
“Kecepatan angin tertinggi terpantau di perairan selatan Banten, Selat Makassar bagian selatan dan Laut Arafuru,” paparnya dilansir Antara pada Selasa (22/8/2023).
Kondisi itu menyebabkan terjadinya peluang peningkatan gelombang setinggi 1,25-2,5 meter di perairan utara Sabang, perairan barat Aceh-Kep. Nias, Laut Natuna Utara, Laut Natuna, Selat Karimata, dan Laut Jawa.
Juga di perairan utara Jawa Timur, perairan selatan Kalimantan, Selat Makassar bagian selatan, Laut Bali, Laut Sumbawa, perairan Kep. Sabalana-Kep. Selayar, Laut Flores, Selat Bali-Lombok-Alas bagian selatan.
Kemudian, Selat Sumba, perairan selatan P. Sumba, Laut Sawu, perairan P. Sawu-Kupang-P. Rotte, Samudra Hindia Selatan NTT, perairan Kep. Sangihe-Kep. Talaud, perairan Bitung-Likupang, perairan Kep. Sitaro.
Laut Maluku, perairan Baubau, perairan Manui-Kendari, perairan selatan Kep. Banggai-Kep. Sula, perairan P. Buru-P. Ambon-P. Seram, Laut Banda, Laut Seram, perairan Kep. Sermata-Kep. Tanimbar, perairan selatan Kep. Kai-Kep. Aru, Laut Arafuru, Samudra Pasifik Utara Halmahera.
Untuk gelombang lebih tinggi di kisaran 2,5-4 meter, berpeluang terjadi di perairan Kep. Mentawai, perairan Bengkulu-barat Lampung, Samudra Hindia Barat Kep. Mentawai-Bengkulu.
Serta di Selat Sunda bagian barat dan selatan, perairan selatan Banten-Jawa Timur, perairan selatan Bali-Sumbawa, Samudra Hindia Selatan Jawa Barat-NTB.
Sedangkan untuk gelombang sangat tinggi di kisaran 4-6 meter berpeluang terjadi di Samudra Hindia Barat Lampung, Samudra Hindia selatan Banten. “Untuk itu, perlu diperhatikan risiko tinggi terhadap keselamatan pelayaran,” pesannya. (ant/saf/ham)