Jumat, 22 November 2024

Warga Surabaya Olah Air Selokan Jadi Air Bersih Imbas Musim Kemarau

Laporan oleh Meilita Elaine
Bagikan
Aktis Sumarto seksi lingkungan RT 5 RW 13 Kebraon Indah Permai menunjukkan air bersih hasil olahan selokan, Rabu (23/8/2023) sore. Foto: Meilita suarasurabaya.net

Imbas kemarau panjang yang terjadi di sejumlah daerah Jawa Timur (Jatim), termasuk Kota Surabaya, sejumlah warga memanfaatkan air selokan menjadi air bersih untuk menyiram tanaman.

Pengolahan itu diinisiasi warga RT 5 RW 13 Kebraon Indah Permai Surabaya secara swadaya menggunakan Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL).

Andi Aruji Ketua RT 5 RW 14 Kebraon Indah Permai menjelaskan ide itu bermula dari kewajiban penyiraman bergilir tanaman buah dalam pot oleh masing-masing warga saat musim kemarau.

Untuk lebih mengefisiensi kebutuhan air, muncullah ide memunculkan satu sumber air yang bisa dipakai bersama menyiram tanaman.

“Saat musim hujan kebutuhan air untuk tanaman terpenuhi dari air hujan. Tapi tidak ketika musim kemarau, menyiramnya bergilir. Dari situ kami mulai berpikir,” jelas dia.

Hasil berembuk warga, awalnya mereka berniat membuat sumur bor. Namun akhirnya diputuskan membuat IPAL di lingkungan RT itu.

“Pembangunan bulan Juli, kemudian Agustus ini sudah selesai, biayanya berasal dari swadaya masyarakat sekitar,” ujarnya.

IPAL itu bisa menghasilkan 10 kubik air bersih dari selokan per hari. Lalu 0,5 kubik air hasil olahan itu digunakan untuk menyiram tanaman warga. Sisanya akan dimanfaatkan hal lain. Rencananya akan ada kolam budidaya ikan milik warga, pertanian, dan usaha cuci motor yang akan direalisasi segera.

Sementara, Aktis Sumarto seksi lingkungan RT 5 RW 13 menjelaskan teknis olahan air selokan bisa menjadi air bersih. Awalnya, air selokan warga ditampung serta disaring di sebuah tong. Air dibiarkan mengendap untuk memisahkan air dengan sedimentasi.

“Hasil endapan air masuk ke bak ekualisasi. Fungsinya untuk menghomogenkan air,” katanya.

Setelah masuk ke bak ekualisasi, air kemudian berpindah ke bak kedua yang berisi bakteri anaerob. Fungsinya, untuk mendegradasikan bahan kimia.

“Lalu, masuk ke bak ketiga, berisi bakteri aerob. Fungsinya mendegradasi bahan organik. Proses mampu mendegradasi bahan organik yang terlarut dalam air 40-60 persen,” jelasnya.

Setelah dari bak tiga air masuk ke bak clarifier yang berfungsi mengendapkan sedimentasi, sehingga air dari bak aerob bebas dari sedimentasi. Kemudian air masuk ke bak filter untuk menyaring serat-serat.

“Kemudian masuk ke transfer tank, dan hasil akhir di bak penampung akhir,” jelasnya.

Sebagai indikator air hasil olahan sudah dipastikan bersih, warga memakai ikan dalam akuarium. Bila ikan tersebut baik-baik saja, maka dipastikan air sudah bersih.

“Rencana kita kan airnya untuk kolam budidaya ikan, sebelum kita terapkan kita kasih indikasi dulu,” pungkas dia. (lta/saf/ipg)

Berita Terkait

Surabaya
Jumat, 22 November 2024
36o
Kurs