Jumat, 22 November 2024

Wanita Bersanggul Indonesia Peringati Hari Ibu dengan Lewat Lomba Peragaan Busana

Laporan oleh Risky Pratama
Bagikan
Wanita Bersanggul Indonesia (WBI) Kota Surabaya ssat peringati hari ibu dengan melestarikan budaya lewat lomba peragaan busana di Surabaya, pada Jumat (22/12/2023). Foto: WBI Kota Surabaya Wanita Bersanggul Indonesia (WBI) Kota Surabaya ssat peringati hari ibu dengan melestarikan budaya lewat lomba peragaan busana di Surabaya, pada Jumat (22/12/2023). Foto: WBI Kota Surabaya

Dalam rangka memperingati Hari Ibu, DPD Wanita Bersanggul Indonesia (WBI) Kota Surabaya menggelar peringatan dengan mengadakan Lomba Peragaan Bersanggul dan Berkebaya di Surabaya, pada Jumat (22/12/2023).

Ries Handoyo Prawiradirja pendorong gerakan budaya dalam Lomba Peragaan Bersanggul dan Berkebaya untuk peringatan Hari Ibu itu, menyatakan bahwa kegiatan tersebut memiliki makna merdeka melaksanakan dharma atau sesuai dengan tagline hari ibu tahun ini.

“Jadi ibu-ibu ini melaksanakan dharma dalam melestarikan kebudayaan bangsa, kemudian mengajak dan memberi contoh kepada anak-anak muda supaya mencintai budaya bangsanya, salah satunya lewat busana,” ucapnya saat dihubungi suarasurabaya.net.

Hal itu dilakukan, kata dia, karena zaman sekarang anak-anak muda mulai jarang ada yang mau untuk melestarikan budaya dalam menggunakan busana, seperti kebaya hingga jarik.

Oleh karena itu, melalui gerakan yang diprakarsai oleh kelompok wanita bersanggul itu, ia mengharapkan agar budaya asli tanah air bisa turut dihidupkan oleh generasi muda zaman sekarang.

“Kita tidak menolak globalisasi, kita tetap hidup di zaman modern, akan tetapi tidak tercabut dari akar budaya bangsa kita sendiri. Contohnya, kita pakai jarik, pakai kebaya tapi yang kekinian, tidak pakem-pakem banget, yang pakem nanti dipakai untuk upacara-upacara adat,” katanya.

Selain itu, ia mengatakan bahwa pelestarian terharap budaya busana tersebut juga berdampak baik pada pertumbuhan ekonomi kerakyatan, seperti bagi para pelaku Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) pakaian batik.

“Jadi, pelaku usaha juga akan ikut bangkit,” ujarnya.

Dalam kesempatan itu, ia juga berharap agar melalui kegiatan pelestarian budaya itu, anak-anak muda zaman sekarang bisa mulai menggemari dan menggunakan busana tradisional tanpa memiliki rasa canggung.

“Sekarang mumpung belum terlambat, anak-anak muda diajak kembali mencintai busana bangsanya sendiri,” pungkasnya.(ris/iss)

Berita Terkait

Surabaya
Jumat, 22 November 2024
31o
Kurs