Eri Cahyadi Wali Kota Surabaya meminta pemotor mabuk yang menabrak anggota Satpol PP saat melaksanakan penyekatan antisipasi balap liar, Sabtu (4/3/2023) lalu, agar diproses hukum.
Hal tersebut diungkapkan Eri, saat menjenguk dua dari total tiga korban anggota Satpol PP yang masih terbaring di RSUD Dr. Mohamad Soewandhie, Senin (6/3/2023) hari ini.
“Jadi kita ngecek ke teman-teman Satpol PP yang tugas malam hari, yang kemarin (Sabtu dini hari) kejadian motor mabuk nabrak mobil patroli dan menyebabkan tiga korban anggota Satpol PP. (Korban) pertama sudah pulang, yang dua ada luka kepala dan satunya patah kaki terbuka kiri dan kanan juga. Saya mengucapkan terima kasih, beliau menjalankan tugas negara mengamankan kota ini ketika mengalami musibah ini,” beber Eri di rumah sakit.
Wali Kota Suraaya mminta proses hukum bagi pemotor mabuk yang menabrak penyekat jalan, mobil patroli, hingga petugas tersebut tetap berlanjut.
“Saya minta Satpol PP, kasus ini tidak boleh berhenti harus koordinasi dengan Kasatlantas Polrestabes Surabaya. Saya minya dikawal terus prosesnya. Jangan pernah berhenti. Proses hukum terus berjalan, apalagi dia mengendarai motor dengan kondisi mabuk itu sudah menyalahi undang nyalahi pengguna jalan lalu lintas juga salah, apalagi menimbulkan korban itu juga salah, saya akan koordinasi denga kapolrestabes. Agar disiplin terjaga,” tambahnya.
Sementara pengamanan penyekatan untuk mencegah balap liar mau pun tawuran, lanjut Eri, akan tetap dilakukan. “Kalau pengamanan akan tetap seperti biasa. Ada mobil polisi, Satpol PP. Tapi karena pemotor itu mabuk, gak bisa mengendalikan kendaraan terus nabrak mobil dan mental lalu menabrak Satpol PP. Ini yang harus jadi atensi agar tidak terulang lagi,” tandasnya.
Di sisi lain, Eddy Christijanto Kepala Satpol PP Kota Surabaya merinci, penyekatan antisiasi balap liar dan tawuran remaja akan tetap dilakukan, terutama pada Jumat dan Sabtu malam.
“Kita lakukan pengamanan khususnya melindungi anggota. Kemarin kan mobil patroli cuma satu, sekarang pengamanan penyekatan itu sebelum dikasih barrier, dikasih mobil patroli dulu. Kita masih diskusikan dengan lantas dan dishub, barrier dulu baru mobil patroli atau gimana. Biar kelihatan penyekatan,” Eddy merinci.
Sebagai antisipasi kejadian agar tidak terulang, lanjut Eddy, tidak lagi ada petugas mengatur lalin saat penyekatan. Melainkan, hanya menggunakan papan penunjuk arah.
“Kemarin, anggota Satpol PP berada di tengah-tengah ngatur arus lalin. Tapi nanti kebih banyak pakai papan penunjuk arah dari jauh. Itu dari sisi pengamanan terkait strategi. Tapi untuk pengamanan khususnya Jumat dan Sabtu malam tetap dilakukan. Kita gak boleh menyerah atau trauma terkait ini,” bebernya lagi.
Penyekatan itu, jelas Eddy Christijanto dilakukan di titik-titik yang biasa dipakai aksi balap liar. “Kita kuati biasanya ngumpul di titik-titik yang sudah kita petakan. Biasanya trek lurus, aspal halus, dan ada lampu traffic light nya. Ada di MERR, A Yani, Margomulyo, Margorejo (dan lain-lain), itu sudah kita jaga dan antisipasi,” tandasnya. (lta/bil/ipg)