Usai mengeluhkan MinyaKita langka, pedagang di pasar tradisional Surabaya ganti mengeluhkan stok beras Bulog yang habis sebulan terakhir.
Fatimah, salah satu pedagang di Pasar Pucang menyebut beras Bulog yang dijanjikan pemerintah akan digelontorkan untuk menekan tinginya harga beras, habis sebulan terakhir. Sementara harga beras lain juga masih tinggi.
“Rp63 ribu sampai Rp69 ribu beras yang saya jual,” katanya saat ditemui Senin (20/1/2023).
Kondisi serupa juga dikeluhkan pedagang Pasar Genteng Surabaya. Wida, menyebut beras Bulog yang sebelumnya digelontorkan setiap seminggu sekali, sebulan terakhir tidak ada. Bahkan beberapa minggu lalu stok yang dikirimkan terus berkurang.
“Sebulanan ini sudah tidak kirim. Dulu dikasih 30 karung kemasan lima kilogram, terus lama-lama 20 (karung), terakhir 19 (karung),” kata Wida, Rabu (22/3/2023).
Sehingga ia terpaksa menjual beras premium lainnya meski dengan harga tinggi.
“Sekarang jual merek Raja Lele Rp64 ribu per lima kilogram, terus Pinpin Rp68 ribu,” imbuhnya.
Begitu juga dengan Nur Fadilah yang terpaksa menjual beras yang sedang mahal mencapai Rp69 ribu, karena stok beras Bulog tak ada lagi.
“Maunya yang murah (Bulog). MinyaKita kan sudah (aman),” imbuhnya.
Menanggapi itu, Eri Cahyadi Wali Kota Surabaya menyebut akan berkoordinasi dengan Pemerintah Provinsi Jawa Timur terkait ketersediaan Bulog yang kosong.
“Beras Bulog, nanti kita koordinasikan dengan provinsi. Jadi sudah ada kebijakan gubernur kan, karena ini waktunya panen beras lokal. Jadi kita tunggu arahan gubernur,” katanya.(lta/dfn)