Jumat, 22 November 2024

Unicef Apresiasi Pemkot Surabaya Beri Ruang Partisipasi kepada Anak

Laporan oleh Ika Suryani Syarief
Bagikan
Konferensi pers "Perlindungan Diri terhadap Kekerasan dan Perwakinan Anak" pada Kamis, 26 Januari 2023. Foto: Unicef

Unicef memuji langkah Pemerintah Kota Surabaya yang menggelar jumpa pers dengan empat remaja putri sebagai juru bicara utama pada Kamis, 26 Januari 2023. Kegiatan tersebut dilaksanakan dalam rangka menyongsong Kelas Inspirasi Walikota yang akan dilaksanakan Senin, 30 Januari 2023.

“Perlu kita syukuri, hasil adaptasi kebiasaan baru dalam transisi pandemi ke endemi adalah makin seringnya anak-anak berpartipasi dalam pembuatan kebijakan. Meaningful participation of children and young people should be the new normal,” kata Arie Rukmantara Kepala Perwakilan Unicef Indonesia untuk Pulau Jawa di Surabaya, Sabtu (28/1/2023).

Keempat anak yang menjadi juru bicara adalah Neerzara, pelajar SMKN 20 Surabaya; Tanaya, pelajar SMPN 22 Surabaya; Hesty, pelajar SMA Muhammadiyah 1 Surabaya; Asysyifa Carissa, pelajar SMPN 4 Surabaya; dan Djasmine, pelajar SMAN 22 Surabaya. Konferensi pers tersebut membahas Perlindungan Diri terhadap Kekerasan dan Perwakinan Anak.

Menurut Arie, hal ini merupakan pernyataan tegas bahwa anak-anak adalah aktor kunci dan solusi paling penting dalam memecahkan permasalahan anak. Pemerintah Kota Surabaya telah memastikan suara anak didengar masyarakat.

Arie menambahkan, apabila Kota Surabaya serius menjadi salah satu kota CFCI (Child Friendly Cities Initiatives), maka partisipasi anak dan suara anak adalah keunggulan yang patut disebarluaskan. “Ini adalah competitive advantage, keunggulan Surabaya dalam menjadi kota yang bersahabat bagi anak tingkat dunia,” tambahnya.

Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak serta Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DP3APPKB) dan Forum Anak Surabaya (FAS) menyatakan bahwa berdasarkan data DP3APPKB Kota Surabaya, 30 persen warga Surabaya adalah anak-anak.

Neerzara atau akrab disapa Caca, salah satu juru bicara pada jumpa pers tersebut, menyatakan bahwa kekerasan dan perkawinan anak dapat dihentikan. Caca menyampaikan harapannya agar setiap anak dapat menikmati masa belajar, nyaman beraktivitas di kota dan memiliki saluran menyampaikan pendapat mereka.

Caca menegaskan bahwa tidak boleh ada yang tertinggal dalam menikmati pelayanan kota, “Anak membutuhkan kasih sayang, perhatian lebih dari orang dewasa seperti guru, organisasi perangkat daerah (OPD) terkait. Juga pemimpin kota.”

Mendorong partisipasi anak secara bermakna dalam proses pembangunan merupakan kunci utama dari pembangunan yang berkelanjutan. Tujuan Pembangunan Berkelanjutan atau Sustainable Development Goals (SDGs) adalah menekankan peran pemerintahan, inklusi, partisipasi anak di pembangunan berkelanjutan.

Secara khusus, memastikan pemerintahan yang responsif, mengambil keputusan inklusif, partisipatif dan representatif di semua tingkatan pemerintahan.(iss)

Berita Terkait

Surabaya
Jumat, 22 November 2024
27o
Kurs