Komisoner Tinggi PBB untuk Pengungsi (UNHCR), Jumat (10/2/2023), menyebutkan sekitar 5,3 juta orang di Suriah kehilangan tempat tinggal akibat gempa bumi yang melanda negara itu dan Turki pada Senin (6/2/2023).
Sivanka Dhanapala Perwakilan UNHCR di Suriah, dalam konferensi pers mengatakan, angka tersebut baru perkiraan awal jumlah warga yang memerlukan bantuan tempat penampungan.
“Kami baru saja mendapatkan perkiraan awal bahwa 5,37 juta orang yang terdampak gempa akan memerlukan bantuan tempat penampungan di seluruh Suriah. Itu jumlah yang sangat besar dan terjadi pada populasi yang sudah mengalami pengungsian massal,” kata Dhanapala, seperti dilaporkan Antara.
Dia menambahkan UNHCR saat ini mengutamakan pada penyediaan tempat penampungan dan berbagai barang bantuan untuk memastikan pusat-pusat pengungsi memiliki fasilitas memadai, seperti tenda, terpal plastik, selimut termal, alas tidur, dan pakaian musim dingin.
Sementara itu, Catharina Boehme seorang pejabat senior Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), Jumat, mengatakan kondisi dampak gempa bumi tersebut sangat menyedihkan dan berpacu dengan waktu.
“Bagi Suriah, ini merupakan krisis di dalam krisis. Kami mengalami guncangan ekonomi, Covid-19, dan saat ini berada di puncak musim dingin dengan badai salju mengganas di area-area yang terdampak,” ungkap Boehme.
Dia menyebutkan beberapa staf lokal PBB tidur di luar rumah mereka karena khawatir dengan kerusakan struktur rumah mereka.
“Ini hanyalah sebuah mikrokosmos dari apa yang terjadi di seluruh area yang terdampak,” katanya.(ant/dfn/ipg)