Tim dosen Universitas Surabaya (Ubaya) membuat aplikasi pembelajaran untuk Anak Berkebutuhan Khusus (ABK) di SLB Kirana Hati Bunda Desa Tamiajeng Kecamatan Trawas, Kabupaten Mojokerto sebagai bagian dari Program Kemitraan Masyarakat (PKM).
“Pembuatan aplikasi ini merupakan bagian dari PKM yang mendapat dukungan pendanaan dari Direktorat Riset, Teknologi dan Pengabdian Kepada Masyarakat (DRTPM), Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Riset dan Teknologi, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek),” kata Ketua Tim Dosen Ubaya, Heru Arwoko kepada wartawan di Surabaya, dilansir Antara Jumat (13/10/2023).
Selain Heru yang berasal dari Teknik Informatika Ubaya, tim juga terdiri dari Endah Asmawati dari Teknik Informatika, dan Dr. Aniva Kartika dari Fakultas Psikologi.
Tim tersebut membuat pengembangan aplikasi hand gesture recognition. Hal ini dilatarbelakangi minimnya alat permainan edukatif yang dimiliki SLB Kirana Hati Bunda.
“Kami ingin meningkatkan pengetahuan dan kemampuan ABK dalam pembelajaran. Pengenalan gesture tangan bertujuan untuk mempermudah pengguna saat berinteraksi dengan alat pembelajaran,” ujarnya.
Lebih lanjut, Heru menyebut cara ini sangat membantu pengguna yang mengalami keterbatasan seperti ABK dan anak usia dini karena mereka terbiasa menggunakan gesture tangan untuk berinteraksi dengan lingkungan sekitarnya.
Melalui aplikasi ini, ABK dilatih untuk mengenal huruf, warna, dan anggota tubuh sambil melatih motorik mereka. Misalnya pada salah satu bagian aplikasi, siswa dapat menggerakkan jari-jari mereka untuk memilih dan memetik apel.
Selain itu, siswa ABK juga dapat menggunakan gesture tangan mereka untuk memilih bagian anggota tubuh dengan cara memegang, memindahkan, dan meletakkan ke model tubuh manusia secara benar.
Sementara, Warnoto Kepala Desa Tamiajeng, Trawas, Kabupaten Mojokerto, bersyukur dan berterima kasih atas adanya program PKM dari Ubaya di desanya.
“Program pengabdian yang dilakukan Ubaya sangat bermanfaat, sesuai yang dibutuhkan oleh sekolah. Baik kegiatan dalam bentuk pelatihan, pendampingan, transfer teknologi pembelajaran dan penggunaan Alat Permainan Edukatif (APE) dalam bentuk software komputer maupun alat peraga fisik,” katanya.
Sekarang, lanjut Warnoto, SLB memiliki APE yang sangat berguna untuk meningkatkan pengetahuan dan kemampuan anak dalam pembelajaran.
“Anak-anak sekarang lebih rajin dan semangat dalam belajar di sekolah. Kami berharap program ini berkelanjutan,” ujar Warnoto.(ant/mel/iss)