Jumat, 22 November 2024

Tujuh Daerah di Jatim Jadi Titik Rawan Kebakaran Lahan Hutan

Laporan oleh Wildan Pratama
Bagikan
Ilustrasi Kebakaran Hutan. Foto: Antara

Sebagai upaya pencegahan kebakaran lahan akibat fenomena El Nino yang menyebabkan kekeringan, pihak BPBD Pemerintah Provinsi Jawa Timur melakukan pemetaan sejumlah wilayah yang menjadi titik rawan kebakaran lahan hutan.

Gatot Soebroto Kepala Pelaksana BPBD Jatim menjelaskan daerah yang ditetapkan rawan kebakaran itu merupakan bekas lahan hutan yang pernah terbakar pada tahun 2022 kemarin. Total ada tujuh daerah yang menjadi titik rawan.

Antara lain yang paling tinggi adalah di Situdondo dengan 33 titik rawan. Disusul kabupaten Madiun dengan 17 titik rawan dan kabupaten Jombang dengan 15 titik rawan.

“Selain itu ada Pasuruan, Pamekasan, Kediri, dan Bojonegoro,” kata Gatot, Sabtu (29/4/2023).

Sebagai langkah antisipasi mencegah kebakaran lahan di musim kering, pihak BPBD Jatim telah melakukan koordinasi dengan seluruh BPBD kabupaten/kota.

Sejumlah langkah pun telah disiapkan pihak BPBD, antara lain membuka posko kebakaran hutan dan lahan (Karhutla), melakukan komunikasi dengan instansi terkait seperti TNI, Polri, Perhutani dan Dinas Kehutanan serta relawan pecinta lingkungan.

“Dan berkoordinasi dengan pihak PU Pengairan serta Dinas Pertanian guna menjaga debit air di bendungan yang dimanfaatkan untuk pengairan persawahan,” ujar Gatot.

Kemudian pihak Pemprov juga menyiapkan SK Siaga Darurat Karhutla guna mengantisipasi apabila akan dilakukan Teknologi Modifikasi Cuaca.

Kata Gatot, Surat Siaga itu sedang disusun pihaknya dan bakal dikirim langsung oleh Khofifah Indar Parawansa Gubernur Jatim ke pemerintah pusat.

Sementara itu, Jumadi Kepala Dinas Perhutanan Jatim mengatakan, pada awal bulan Mei besok pihaknya akan menyelenggarakan apel kesiapsiagaan menghadapi musim kering dan antisipasi kebakaran hutan.

Kata Jumadi, tingkat kebakaran hutan di Jatim terus mengalami penurunan sejak tahun 2019. Pada tahun tersebut terjadi kebakaran hutan seluas 7.550,09 hektare atau 0,55 persen, kemudian 2020 seluas 940,14 hektare atau 0,07 persen, 2021 seluas 466 hektare atau 0,03 persen dan 2022 seluas 399 hektare atau 0,028 persen.

“Sejak Februari sudah kita siapkan SOP pengendalian kebakaran lahan. Kita utamakan upaya preventif dengan melibatkan seluruh komunitas pecinta lingkungan dan alam,” kata Jumadi kepada suarasurabaya.net.

Total ada 767 relawan pengendalian Karhutla yang tersebar di sejumlah titik se-Jatim. Ratusan relawan itu tergabung dari berbagai komunitas lingkungan, yang didukung UPT Tahura Raden Soerjo, TNI dan Polri.

“Preventif kita kekuatannya ada di masyarakat,” imbuhnya.

Kemudian, terkait daerah rawan kebakaran lahan hutan, Jumadi menganggap bahwa tingkat kewaspadaan dalam mengantisipasi kebakaran lahan hutan harus diterapkan di semua wilayah.

“Semua kita mengambil porsi intensitas yang sama, jadi kita memiliki SOP yang sama jadi tidak bisa diabaikan intensitas kerawanannya,” jelasnya.(wld/ihz/iss)

Berita Terkait

Surabaya
Jumat, 22 November 2024
27o
Kurs