Jemaah yang masuk kategori risiko tinggi (risti) dan lanjut usia, diingatkan untuk beristirahat saat menjalankan sa’i. Paling tidak mereka berhenti selama dua menit untuk menurunkan pulse rate (denyut nadi).
Ramadhan Harisman Juru Bicara Petugas Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Pusat mengingatkan tentang pentingnya istirahat saat menjalankan sa’i.
“Dari Safa ke Marwa, jemaah harus jalan kaki kurang lebih 400 meter. Ketika jalan dari Safa ke Marwa, sejenak berhenti. Istirahat dulu. Berdoa dua menit untuk menurunkan denyut nadi,” kata Ramadhan dalam laman resmi Kementerian Agama (Kemenag) pada Minggu (11/6/2023).
Masa istirahat selama dua menit itu, kata Ramadhan, memberikan kesempatan jantung beristirahat agar tidak terforsir. Setelah dua menit beristirahat, jemaah bisa jalan lagi. Ramadhan mengingatkan jemaah untuk istirahat setiap putaran.
Ramadhan menjelaskan, metode istirahat selama dua menit tiap putaran ini memang membuat sa’i berjalan lebih lama. Tapi lebih aman untuk jemaah lansia dan risti.
“Oleh karena itu sebaiknya jemaah yang masih muda dan sehat, mendampingi jemaah yang risti dan lansia. Supaya tidak tertinggal dengan kelompok jemaahnya,” harap Ramadhan.
“Jemaah yang punya riwayat penyakit jantung dan PPOK atau Penyakit Paru Obstruktif Kronis, disarankan memakai kursi roda. Sebab rawan terhadap serangan jantung. Petugas terus memantau khusus jemaah risiko tinggi karena mempunyai penyakit bawaan yang sudah diderita dari Tanah Air,” lanjutnya. (saf/iss)