Jumat, 22 November 2024

Tiga Meninggal, Begini Kronologi Penyebaran Antraks di Gunung Kidul

Laporan oleh Ika Suryani Syarief
Bagikan
Petugas menggunakan APD sedang memeriksa hewan ternak. Foto: harianjogja

Kementerian Kesehatan RI mengungkap kronologi penyebaran antraks yang disebabkan penularan bakteri Bacillus Anthracis dari hewan ternak ke manusia, hingga memicu tiga korban jiwa di Gunung Kidul, Yogyakarta.

Imran Pambudi Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Kemenkes RI mengatakan, terjadinya antraks ditandai lima kali rangkaian peristiwa kematian hewan ternak di lokasi setempat dalam kurun Mei hingga awal Juni 2023, dalam keterangannya di Jakarta, Kamis (6/7/2023).

Hewan ternak berjenis sapi dan kambing itu diketahui milik warga berinisial KR dan SY. Sapi dilaporkan mati pada tanggal 18 Mei, 22 Mei, dan 26 Mei, sementara kambing yang mati terjadi pada 20 Mei dan 2 Juni lalu, dilansir Antara.

“Kronologi diawali kasus kematian sapi milik salah satu warga berinisial KR pada 18 Mei 2023, lalu disembelih dan dibagikan ke warga untuk dikonsumsi. Ini jadi salah satu penyebab penyebaran kasus,” ungkapnya.

Imran mengatakan, salah satu pasien meninggal berinisial WP (72), warga Candirejo Semanu, Gunung Kidul, diketahui terlibat dalam proses penyembelihan hewan sapi milik SY yang mati pada 22 Mei lalu.

Pasien kemudian jatuh sakit dan dirawat di Rumah Sakit Pati Rahayu. Keluhan yang dirasakannya seperti gatal, bengkak, dan luka yang spesifik dengan antraks jenis kulit.

WP dirujuk ke RSUP Sardjito untuk pengambilan sampel darah dengan diagnosis suspek antraks pada Senin (3/6/2023).

“Bapak WP meninggal pada 4 Juni 2023,” ujarnya.

Imran mengatakan, tren kejadian antraks di Yogyakarta hampir setiap tahun terjadi, di antaranya pada 2019 sebanyak 31 kasus dan 2022 sebanyak 23 kasus, meskipun selama ini belum ada laporan terkait kematian.

“Baru pada 2023 ini ada tiga kasus kematian akibat antraks di Indonesia. Satu suspek (WP) karena sudah ada hasil pemeriksaan laboratorium. Yang dua lainnya belum sempat diperiksa karena langsung meninggal,” pungkasnya.

Menurut Imran, tim investigasi kasus antraks di Yogyakarta telah memastikan dua pasien tersebut sebelumnya memiliki riwayat-riwayat kontak dengan sapi yang positif antraks. (ant/fra/iss)

Berita Terkait

Surabaya
Jumat, 22 November 2024
31o
Kurs