Jumat, 22 November 2024

Taufiq Ismail dan Zawawi Imron Gelorakan Indonesia Bebas Korupsi di Parade Puisi Unusa

Laporan oleh Risky Pratama
Bagikan
Taufiq Ismail penyair Indonesia saat membacakan puisi dalam parade puisi di Auditorium Tower Unusa Kampus B Jemursari Surabaya, Senin (29/5/2023). Foto: Risky Suarasurabaya.net

Taufiq Ismail dan D. Zawawi Imron dua penyair, menggelorakan semangat Indonesia agar terbebas dari korupsi melalui parade puisi yang digelar di Auditorium Tower Universitas Nahdlatul Ulama (Unusa) Kampus B Jemursari Surabaya, Senin (29/5/2023). Achmad Jazidie Rektor Unusa menyatakan, digelarnya parade pembacaan puisi yang mengusung Indonesia bebas korupsi itu merupakan bagian dari peringatan Hari Kebangkitan Nasional. Jazidie menegaskan, korupsi harus diberantas dan tidak boleh lagi ada praktik kotor itu di Indonesia. Menurut Jazidie, perilaku tersebut menjadikan Indonesia tidak kunjung maju.

“Stop korupsi, berhenti sampai di sini. Biarkan mereka yang tidak bisa diingatkan, pada akhirnya meninggalkan dunia ini. Tapi adik-adik, jangan ada niat mewarisi kebiasaan yang mengerikan ini,” kata Jazidie di Unusa Kampus B, Senin (29/5/2023).

Taufiq Ismail (kiri) dan D. Zawawi Imron (kanan) penyair Indonesia saat berada dalam satu panggung parade puisi Unusa yang diselenggarakan di Auditorium Tower Unusa Kampus B Jemusari Surabaya, Senin (29/5/2023). Foto: Risky suarasurabaya.net

Jazidie mengatakan, cara terbaik untuk mengatasi permasalahan korupsi adalah dengan menindak tegas para koruptor.”Itu cara terbaik agar korupsi tidak terjadi berulang di negeri ini, jangan ada lagi praktik korupsi yang terjadi di Indonesia,” ujarnya.

Sementara itu, Taufiq Ismail penyair kelahiran Bukittinggi Sumatera Barat mengaku, dirinya prihatin dengan masalah yang dihadapi Indonesia saat ini. Oleh sebab itu, ia mengajak mahasiswa membudayakan baca buku, untuk mengatasi berbagai masalah seperti korupsi.”Salah satu masalah besar yang dihadapi negri kita adalah anak didik kita, anak-anak kita sendiri, itu budaya baca bukunya kurang sekali,” kata Taufiq Ismail.

Musikalisasi puisi yang ditampilkan dalam parade puisi Unusa di Auditorium Tower Unusa Kampus B Jemusari Surabaya, Senin (29/5/2023). Foto: Risky suarasurabaya.net

Ia mengatakan, para sastrawan juga telah melakukan berbagai kegiatan untuk membantu pemerintah khususnya Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) dalam mengatasi masalah tersebut, tetapi belum mencapai hasil yang diinginkan. Begitu juga dengan D. Zawawi Imron penyair kelahiran Sumenep, Madura, mengajak seluruh mahasiswa untuk selalu tekun belajar agar menjadi dapat mengatasi berbagai permasalahan itu. Di samping menyuntikkan semangat untuk belajar, ia juga berpesan untuk terus berupaya untuk menjaga hati agar bersih dan senantiasa menghormati orang tua.

“Pertama, ibu yang harus kita hormati. Kedua, guru-gurumu,” kata D. Zawawi Imron.

Sebagai diketahui, parade pembacaan puisi yang digelar secara offline dan online tersebut diikuti oleh puluhan sastrawan dan budayawan dari berbagai daerah di Jawa Timur.(ris/put/ipg)

Berita Terkait

Surabaya
Jumat, 22 November 2024
31o
Kurs