Jumat, 22 November 2024

Starship Milik SpaceX Alami Kegagalan di Luar Angkasa

Laporan oleh Billy Patoppoi
Bagikan
Roket SpaceX Falcon 9 hilang ke angkasa setelah meluncur dalam misi pengiriman perbekalan menuju Stasiun Antariksa Internasional dari landas pacu bersejarah 39A di Pusat Antariksa Kennedy di Cape Canaveral, Florida, Minggu (19/2/2017). Foto: Reuters

Pesawat antariksa Starship buatan SpaceX yang dirancang untuk membawa astronot ke bulan dan lebih jauh lagi, diduga mengalami kegagalan di luar angkasa beberapa menit setelah meluncur dalam tahap keduanya, Sabtu (18/11/2023).

Perlu diketahui, sebelumnya pada peluncuran tahap pertama berakhir dengan meledak berkeping-keping kurang dari empat menit dari 90 menit rencana penerbangan.

Sementara pesawat roket dua tahap itu lepas landas dari situs peluncuran milik perusahaan Elon Musk Starbase di dekat Boca Chica, Texas, dan berhasil mendorong pesawat Starship sekitar 90 kilometer di atas permukaan tanah dari rencana penerbangan luar angkasa selama 90 menit.

Meski terlihat berhasil melakukan manuver penting untuk memisahkan diri dari tahap inti Starship, namun booster Super Heavy tahap pertama roket tersebut, meledak di atas Teluk Meksiko sesaat setelah melepaskan diri yang dapat dilihat dalam siaran webcast SpaceX.

Sementara booster inti Starship tetap meluncur menuju angkasa, namun beberapa menit kemudian pembawa acara dari webcast tersebut mengatakan kontrol misi SpaceX tiba-tiba kehilangan kontak dengan pesawat tersebut.

“Kami telah kehilangan data dari tahap kedua. sepertinya kami mungkin telah kehilangan (peluncuran) tahap dua,” ujar John Insprucker pembawa acara livestream SpaceX dilansir Antara, Minggu (19/11/2023).

Delapan menit setelah tes peluncuran, tampilan kamera pelacak dari booster Starship terlihat menampilkan ledakan yang menunjukkan pesawat tersebut telah gagal dengan ketinggian roket tercatat 148 kilometer.

Peluncuran itu merupakan upaya kedua untuk menerbangkan Starship dengan menumpang di atas booster roket Super Heavy. Sebelumnya tes pada April berakhir dalam kegagalan di mana roket meledak sekitar empat menit setelah lepas landas.

Badan Administrasi Penerbangan Federas AS (FAA) yang mengawasi situs peluncuran swasta, mengkonfirmasi kesalahan terjadi yang “berakibat kehilangan pesawat” dan menambahkan tidak ada korban luka atau kerusakan gedung dilaporkan.

Badan tersebut mengatakan akan mengawasi penyelidikan yang dipimpin oleh SpaceX mengenai kegagalan tes dan harus menyetujui rencana SpaceX sebelum peluncuran di masa depan untuk mencegah hal kejadian berulang.

Awalnya, peluncuran tersebut dijadwalkan pada Jumat. Namun diundur sehari akibat pemeriksaan terakhir atas perangkat keras kontrol penerbangan. Tujuan misi adalah untuk Starship lepas landas di atas Texas dan menuju antariksa mendekati orbit kemudian terjun menembus atmosfer Bumi dan jatuh di lepas pantai Hawai.

Penyalaan 33 mesin Raptor dari Starship itu meluncurkan gelombang kejut di seluruh fasilitas peluncuran Starbase milik SpaceX, beberapa saat sebelum sistem roket bertahap terbang menuju langit pagi, lepas landas dengan suara menggelegar menuju angkasa.

Pada ketinggian sekitar 70 kilometer, sistem roket melakukan manuver penting untuk memisahkan kedua tahap, dengan booster Super Heavy direncanakan jatuh ke perairan Teluk Meksiko sedangkan booster inti Starship melanjutkan perjalanan ke antariksa menggunakan mesinnya sendiri. Namun Super Heavy meledak dan SpaceX belum memberikan keterangan mengenai nasib tahap inti roket tersebut.

SpaceX dalam unggahan di media sosial X mengatakan mesin tahap inti Starship “menyala selama beberapa menit dalam perjalanannya ke luar angkasa”.

“Dengan tes seperti ini, sukses akan datang dari apa yang kami pelajari, dan tes hari ini akan membantu kami mengembangkan keandalan Starship seiring tujuan SpaceX untuk membangun kehidupan di banyak planet,” ujarnya bedasarkan pernyataan perusahaan.

Keberhasilan tes akan menandai langkah kunci menuju capaian ambisi SpaceX untuk memproduksi pesawat antariksa yang besar dan multiguna. Di mana bisa digunakan untuk mengirim orang dan kargo ke bulan di akhir dekade ini untuk NASA dan pada akhirnya, perjalanan ke Mars.

Di sisi lain, NASA pelanggan utama SpaceX memiliki pertaruhan cukup besar dalam keberhasilan Starship, yang diharapkan oleh badan antariksa AS itu dalam memainkan peran pusat dalam program penerbangan antariksa berawak Artemis.

Artemis sendiri adalah dewi bulan dalam mitologi Yunani, merupakan penerus misi Apollo yang lebih dari 50 tahun lalu berhasil mendaratkan manusia di bulan untuk pertama kalinya. (ant/feb/iss)

Berita Terkait

Surabaya
Jumat, 22 November 2024
31o
Kurs