Jumat, 22 November 2024

Soal Rencana Wisata Kota Tua, Pemerhati Sejarah Berharap Ada Badan Pengelola Khusus

Laporan oleh Meilita Elaine
Bagikan
Hasil sketsa objek bangunan heritage di Jalan Tunjungan, Surabaya. Foto : Dok/ suarasurabaya.net

Rencana Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya untuk menghidupkan kawasan cagar budaya di bagian utara jadi wisata kota tua “Suroboyo Kutho Lawas” disambut baik oleh pemerhati sejarah.

Wisata cagar budaya itu targetnya diresmikan dan dibuka untuk umum sebelum akhir Desember 2023.

Terkait hal ini, Kuncarsono Prasetyo pegiat sejarah Begandring Soerabaia menyebut perlu disiapkan konsep jangka panjang. Lebih dari sekedar lokasi wisata, tapi menyelamatkan warisan budaya.

Ia menilai perencanaan dan konsep yang jelas diperlukan agar wisata itu tidak hanya memunculkan euforia masyarakat saat pembukaan, atau momen tertentu.

“Sebenarnya Pemkot harus memiliki semangat yang lebih dari hanya menghidupkan lagi wisata kota tua, tapi semangatnya harus menyelematkan warisan budaya. Kalau itu sudah diselamatkan, yang lainnya seperti wisata akan menyusul. Setelah itu, baru dibuat konsep yang jelas mau menghidupkan kota tua seperti apa,” kata dia, Kamis (28/9/2023).

Kuncar menyebut, Surabaya juga perlu mengadopsi cara Semarang dan Jakarta dalam menghidupkan kota tuanya.

Selain konsep matang, dua kota itu sukses menghidupkan wisata kota tua karena memiliki badan atau PT khusus yang fokus mengonsep hingga mengelola wisata kota tua.

“Syarat awal yang harus dilakukan untuk menghidupkan kota tua adalah pembentuk badan pengelola kota tua, terdiri dari profesional dan pemerintah,” jelasnya.

Menurutnya langkah itu tetap diperlukan meski Surabaya cukup tertinggal, jika dibandingkan Semarang yang sudah punya badan itu sejak 20 tahunan lalu.

“Badan ini sudah dimiliki Semarang 20 tahun dan di Jakarta sudah berbentuk PT (Pembangunan) Kota Tua. Adanya badan ini supaya anggaran pengelolaan kota tua tidak mengambil APBD dan fungsi pemerintah hanya regulator,” imbuhnya lagi.

Menurutnya, badan pengelola khusus kawasan kota tua akan memudahkan pemerintah kota dalam mengelola dan mengembangkan wisata.

“Harus ada badan pengelola, karena Disbudpar tidak boleh menerima uang untuk pengembangan, kawasan kota tua itu bukan milik pemkot. Badan pengelola ini universal, adanya badan tersebut juga sudah ada di peraturan daerah. Contohnya seperti di Jakarta, Semarang, Jogja dan Sawah Lunto,” ucapnya.

Ia berharap, konsep wisata kota tua yang ditarget jadi bulan ini sebelum perbaikan dimulai akan benar-benar memuat rancangan konsep atau blue print sehingga masyarakat benar-benar bisa menikmati suasana kota tua yang ingin dihadirkan.

“Harus ada badan perencanaan kota, ada blue print dan riset pengembangan suatu kawasan. Pemkot juga harus menentukan suasana kota tua yang ingin dihadirkan, apakah zaman pra sejarah, Hindia Belanda atau pasca Proklamasi,” jelasnya.

Diberitakan sebelumnya, pemkot berencana menyulap kawasan cagar budaya bagian utara, Jembatan Merah dan sekitarnya jadi wisata kota tua.

Wisata itu akan menambah koleksi tempat-tempat wisata yang dikelola pemkot. Mimpi Eri Cahyadi Wali Kota Surabaya, satu sama lainnya nanti akan terkoneksi sebagai wisata heritage termasuk dengan alat transportasi air, seperti wisata perahu. (lta/bil/faz)

Berita Terkait

Surabaya
Jumat, 22 November 2024
36o
Kurs