Sabtu, 23 November 2024

Soal Penerapan KB, Indonesia Jadi Teladan di Sesama Negara Berkembang

Laporan oleh Muhammad Syafaruddin
Bagikan
Pembukaan pelatihan kerja sama Selatan-Selatan dan Indonesia dengan para pemimpin negara mayoritas Islam untuk mencegah perkawinan anak dan percepatan penurunan stunting diselenggarakan di Hotel Daffam, Surabaya, pada Senin (24/7/2023). Foto: Antara

Rizal Damanik Deputi Bidang Pelatihan, Penelitian dan Pengembangan (Lalitbang) Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) menyebut, Indonesia jadi teladan negara Selatan-Selatan (negara berkembang) dalam penerapan KB lewat penguatan dan pelatihan tokoh-tokoh agama.

“Kita banyak diapresiasi dan diminta kerja sana oleh negara-negara Muslim. Mereka ingin belajar karena penerapan KB di Indonesia sejauh ini aman-aman saja dan tidak menjadi perdebatan, semua bisa menerima, tetapi kalau negara lain ada mazhab atau aliran tertentu sehingga masih ada potensi konflik,” ujar Rizal dilansir Antara pada Senin (24/7/2023).

Program “Kerja Sama Selatan-Selatan” yang dihadiri oleh perwakilan dari Negara Nepal, Myanmar, Ethiopia, Malaysia, dan Burundi, berpusat di Surabaya, Jawa Timur (Jatim).

Sebab Kota Pahlawan berhasil mengurangi jumlah stunting hingga 4,8 persen pada 2022 berdasarkan data Studi Status Gizi Indonesia (SSGI).

Rizal mengutarakan, para tokoh agama masih memiliki pengaruh kuat di negara-negara Asia dan Afrika.

“Negara Selatan-Selatan yang didominasi Asia dan Afrika, di kedua benua ini peran agama masih cukup kental, dan banyak berpengaruh apapun agamanya, termasuk dalam hal ini Muslim, dimana peran para Ulama di negara-negara Muslim sangat didengar pendapatnya dan cukup berpengaruh,” tutur Rizal.

Ia menyampaikan, melalui acara kerja sama ini, seluruh negara bisa saling berbagi pengalaman mengenai penguatan keluarga untuk mencegah perkawinan anak dan percepatan penurunan stunting.

“Kita sudah mempunyai program ini secara rutin setiap tahun. Jadi kita bisa saling berbagi dengan negara-negara Asia yang lain mengalami permasalahan yang sama, barangkali ada pertukaran strategi yang bisa kita sinergikan di negara-negara yang hadir hari ini tentang persoalan perkawinan usia anak,” ungkapnya.

Anjali Sen Direktur Representatif United Nation Population Fund (UNFPA) untuk Indonesia menyatakan, Indonesia menjadi contoh bagi negara Selatan-Selatan mayoritas Muslim, karena berhasil melibatkan pimpinan umat Islam untuk melancarkan program KB hingga suksesnya vasektomi dan tubektomi.

“Ini sudah sesuai dengan tujuan pembangunan berkelanjutan, karena peran pemuka agama sangat penting untuk pencegahan pernikahan anak, dan membangun kemitraan strategis antara pemerintah dan pemuka agama Islam agar aksesibel, dan secara signifikan memastikan seluruh program KB diterapkan di negara mayoritas Islam,” kata dia.

Ia menekankan, pencegahan perkawinan anak sekarang menjadi prioritas UNFPA, karena perkawinan anak tidak hanya melanggar hak-hak anak dan perempuan muda, tetapi juga menghambat mereka untuk berkontribusi kepada masyarakat.

“Ini masih terjadi di beberapa provinsi di Indonesia, dengan pernikahan usia anak di mana mereka masih bertumbuh dan berkembang, jika pernikahan ini terus berlangsung dengan tinggi, maka akan menjadi faktor lahirnya bayi stunting, mereka juga jadi tidak bisa berkontribusi untuk masyarakat,” tandasnya. (ant/bnt/saf/iss)

Berita Terkait

Surabaya
Sabtu, 23 November 2024
31o
Kurs