Otoritas Palestina mengatakan dua bayi meninggal dunia dan puluhan lainnya dalam bahaya setelah bahan bakar rumah sakit terbesar di Gaza habis pada, Sabtu (11/11/2023).
Ketika situasi kemanusiaan memburuk, otoritas perbatasan Gaza mengumumkan jalur darat Rafah ke Mesir akan dibuka kembali pada, Minggu (12/11/2023), untuk pemegang paspor asing setelah ditutup pada, Jumat (10/11/2023) lalu.
Melansir Antara, di tengah pertempuran yang terus berlanjut, Hamas mengatakan pihaknya telah menghancurkan seluruh atau sebagian lebih dari 160 sasaran militer Israel di Gaza, termasuk lebih dari 25 kendaraan dalam 48 jam terakhir.
Namun, juru bicara Militer Israel mengatakan Hamas telah kehilangan kendali atas Gaza bagian utara. Israel juga mengatakan siap mengevakuasi para bayi dari fasilitas tersebut.
“Militer Israel akan membantu mengevakuasi bayi yang terperangkap di RS Al Shifa di Gaza,” kata Laksamana Muda Daniel Hagari Kepala Juru Bicara Militer Israel.
Israel sebelumnya mengatakan para dokter, pasien, dan ribuan pengungsi di rumah sakit di Gaza bagian utara harus pergi. Sehingga, mereka dapat menangani kelompok bersenjata Hamas yang dituding telah menempatkan pusat komando di bawah dan di sekitar mereka.
Namun, Hamas membantah menggunakan rumah sakit dengan cara seperti itu.
Staf medis mengatakan pasien di rumah sakit itu bisa meninggal jika mereka dipindahkan, dan pejabat Palestina mengatakan serangkaian serangan Israel membahayakan orang yang pergi.
“Ini benar-benar zona perang, suasana yang sangat menakutkan di rumah sakit ini. Sekarang terjadi pemboman terus menerus selama lebih dari 24 jam,” kata Ahmed al-Mokhallalati, ahli bedah plastik senior di rumah sakit Al Shifa, kepada kantor berita Reuters.
Dia mengatakan sebagian besar staf rumah sakit dan orang-orang yang berlindung di rumah sakit telah pergi, tetapi 500 pasien masih di sana.
Militer Israel membantah telah membahayakan rumah sakit tersebut.
“Ada bentrokan antara pasukan IDF (Pasukan Pertahanan Israel) dan teroris Hamas di sekitar rumah sakit. Tidak ada penembakan di rumah sakit dan tidak ada pengepungan,” kata Kolonel Moshe Tetro, kepala koordinasi dan penghubung di COGAT, badan di kementerian pertahanan Israel yang menangani urusan penduduk sipil di Gaza.
Sementara, Juru Bicara Kementerian Kesehatan Palestina mengatakanz penembakan Israel telah menewaskan seorang pasien dalam perawatan intensif.
Ashraf Al-Qidra, yang mewakili kementerian kesehatan di Gaza yang dikuasai Hamas, mengatakan penembak jitu tentara Israel di atap gedung dekat rumah sakit menembaki kompleks medis dari waktu ke waktu. Sehingga membatasi kemampuan orang untuk bergerak.
“Kami terkepung di dalam Kompleks Medis Al Shifa, dan pendudukan (Israel) telah menargetkan sebagian besar bangunan di dalamnya,” katanya kepada Reuters melalui sambungan telepon.
Rumah sakit menghentikan operasinya setelah bahan bakar habis. Imbasnya, dua bayi meninggal di dalam inkubator dari total 45 bayi yang dirawat di RS.(ant/mel/bil/rid)