Sudah lebih dari tujuh pekan berlalu sejak “Surabaya Bergerak” secara resmi di-launching oleh Eri Cahyadi Wali Kota, pada momen Hari Pahlawan di Balai Kota Surabaya, 10 November 2022 silam.
Gerakan kerja bakti massal tiap akhir pekan untuk antisipasi dampak musim penghujan tersebut, nyatanya makin antusias diikuti warga akhir-akhir ini.
Bahkan saat pelaksanaan di pekan ketujuh hari Minggu (8/1/2023) lalu, ada lebih 220 titik serentak yang ikut kerja bakti. Baik perampingan pohon, bersih-bersih fasum, hingga normalisasi saluran air tersier di pemukiman warga yang penuh sedimen.
Kegiatan gotong royong mingguan tersebut pun, diakui sangat membantu kinerja para petugas kebersihan Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya.
Di antaranya, Bagus Putra petugas rayon sektor Selatan-Barat-Timur Dinas Sumber Daya Air dan Bina Marga (SDABM) Kota Surabaya yang mengaku sangat terbantu atas gerakan tersebut.
Selama ini, tugas membersihkan saluran air baik primer, sekunder maupun tersier memang jadi tanggung jawab Dinas SDABM. Namun khusus untuk saluran tersier, Bagus mengaku pihaknya sering kesulitan. Apalagi kalau sudah masuk pemukiman padat penduduk.
“Biasanya kalau ada keluhan genangan yang sumber (sumbatan)-nya dari saluran primer atau sekunder, itu gampang kami monitor dan penanganannya. Tapi kalau tersier yang ada di dalem-dalem (pemukiman), memang kami agak kesusahan buat mantau juga,” ujar Bagus saat mengisi program Semanggi Suroboyo, Jumat (13/1/2023) pagi.
Dari pengamatan Dinas SDABM, kata dia, mayoritas persoalan banjir di pemukiman warga itu memang disebabkan konektivitas saluran yang buruk.
“Jadi pernah ada di suatu pemukiman. Di saluran sekunder-nya kebetulan sudah kami bersihkan, warga di ujung (pemukiman) orangnya rajin membersihkan, tapi di bagian tengah salurannya tidak pernah dibersihkan sedimennya (oleh warga), sehingga air jadi nyumbat disitu,” jelasnya.
Untuk itulah, lanjutnya, bentuk kepedulian warga itu ibarat pecahan puzzle mengatasi persoalan genangan hingga banjir di Kota Pahlawan.
Meski demikian, Bagus menegaskan kalau pihak Pemkot tentu tidak lepas tangan begitu saja dan tetap membantu. Satgas Dinas SDABM kerap diperbantukan ikut kerja bakti warga itu di beberapa titik.
“Kami itu bersinergi. Mereka (warga) kerja bakti membersihkan wilayahnya, tapi kami ya tetap bantu angkutin hasilnya,” ucapnya.
Ikut menimpali Bambang Yulianto petugas rayon sektor Utara-Timur Dinas SDABM menyebut adanya “Surabaya Bergerak” sangat membantu sistematis pengangkutan sampah hasil kerja bakti.
Rute pengangkutan sampah jadi lebih jelas, serta petugas tidak perlu surat-menyurat hingga datang ke tempat yang sama dua kali, sekedar untuk survey.
“Apalagi adanya website Surabaya Bergerak, sehari sebelum pengangkutan (hasil kerja bakti) sudah tau dimana titiknya. Kami juga bisa tau harus menggunakan dump truck yang kecil atau besar. Kami bagi tugas dengan DLH (Dinas Lingkungan Hidup),” terangnya.
Selain itu, menurut Bambang masih banyak warga yang ikut menggelar kerja bakti, akan tetapi tidak mendaftarkan kegiatannya tersebut ke “Surabaya Bergerak”.
“Jadi ketika hari Minggu pagi, (warga) ada yang telfon temen-temen di lapangan, tanya kok tidak diambil (hasil kerja baktinya)? Itu kami langsung tanya sudah daftar atau belum. Kalau belum langsung diarahkan untuk daftar,” ucapnya.
Di sisi lain, Lukas Prastowo Ketua RW 1 Banjar Sugihan, Kecamatan Tandes Surabaya yang juga hadir dalam program Semanggi Suroboyo mengatakan kalau RW yang dipimpinnya itu sudah dua kali ikut kerja bakti “Surabaya Bergerak”.
Adanya gerakan tersebut, menurutnya berkesinambungan dengan agenda kerja bakti rutin yang sudah terlebih dulu dia lakukan dengan warganya.
“Kami sejatinya memang sudah rutin kerja bakti mandiri membersihkan sedimen selokan dan sebagainya,” jelasnya.
Meski demikian, Lukas mengakui kalo masih ada beberapa warganya yang enggan ikut giat gotong royong tersebut dengan alasan sudah jadi tugasnya pemkot. Namun, dia punya cara tersendiri untuk mengatasi hal tersebut.
“Biasanya kalau ada warga yang seperti itu, ya kami dahulukan depan rumah mereka dibersihkan dulu. Kalau kami sampai nyemplung (masuk) selokan depan rumah mereka, ya akhirnya merasa tertampar sendiri. Tapi akhirnya ikut,” kata Lukas sembari bercanda.
Terakhir, Ketua RW itu mengungkapkan kalau adanya giat “Surabaya Bergerak” ini makin menambah semangat warganya. Dia berharap, setelah gerakan tersebut selesai bisa ada program lain seperti pemilahan dan pengolahan sampah. (bil/faz)