Dalam rangka keselamatan kerja, Pertamina mengadakan sosialisasi implementasi aspek health safety security environment (HSSE) di Depo Pertamina Surabaya, Selasa (29/8/2023). Dalam simulasi kebakaran yang dilakukan di lokasi, mobil pemadam kebakaran kesulitan masuk ke perkampungan padat penduduk imbas kabel semrawut.
Pantauan suarasurabaya.net, dua unit mobil pemadam kebakaran butuh waktu sekitar empat menit terhitung dari Jalan Raya Perak Barat menuju perkampungan padat penduduk Jalan Teluk Betung, yang berada di selatan Depo Pertamina, hanya berjarak puluhan meter.
Wasis Sutikno Kepala Bidang Pemadam Dinas Pemadam Kebakaran dan Penyelamatan (DPKP) Kota Surabaya menyebut, standarnya minimal ketinggian kabel 4 meter dari permukaan tanah sehingga mobil petugas bisa melaju cepat.
“Ada enam titik kabel yang kita naikkan manual. Minimal empat meter tingginya. Tadi itu tiga meter. Andai gak ada kabel (semrawut) penanganan DPKP lebih cepat misal radiasi panas, kita datang awal bisa meminimalisir. Kilang terbakar itu lama kalau empat menit, rumah bisa nyala api meski tanpa tersulut,” beber Wasis usai simulasi, Selasa (29/8/2023).
Sementara Buyung Hidayat Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik Badan Penanggulangan dan Bencana Daerah (BPBD) Kota Surabaya menyebut, simulasi penting dilakukan untuk warga, karena lokasi permukiman berhimpitan dengan depo.
“(Yang ditekankan petugas BPBD ke masyarakat) pertama, kenali indikasi sedini mungkin, lalu telepon 112. Kedua, bisa evakuasi mandiri dan ingatkan para kelompok rentan di masyarakat,” jelas Buyung.
Simulasi rutinan ini, menurut Taufiq Kurniawan Section Head Communication & Relation Pertamina Patra Niaga Jatimbalinus, dilakukan setahun dua kali.
“Ini pertama kali setelah pandemi ditiadakan karena tidak boleh ada kegiatan keramaian,” ucapnya.
Kebakaran disimulasikan muncul dari tangki 53 yang paling dekat dengan permukiman warga, sebelah selatan depo.
“Titip kumpul di sini (berjarak sekitar 300 meter dari permukiman yang berbatasan dengan tangki 53) sudah diperkirakan paling aman,” tambahnya.
Selain melatih evakuasi mandiri warga, lanjut Taufiq, simulasi juga untuk memastikan semua standar operasional prosedur (SOP) Integrated Terminal Surabaya berjalan.
“Prosedurnya kita lakukan pengecekan dengan gas detector ketika tahu kandungannya, lalu harus dilakukan langkah selanjutnya, setelah itu bila dideclare ternyata timbul api maka kita lakukan sirine. SOP dari damkar sekitar tujuh menit, jadi sudah sangat bagus penanganan pasca kejadian,” tandasnya.
Sekedar diketahui, simulasi ini mengantisipasi keadaan kedaruratan seperti peristiwa kebakaran Depo Pertamina Plumpang di Jalan Tanah Merah Bawah, Kelurahan Rawa Badak Selatan, Kecamatan Koja, Jakarta Utara yang terjadi tiga Maret lalu.
Kebakaran berasal dari ledakan pipa Bahan Bakar Minyak (BBM) di area depo. Total ada 19 orang meninggal dan puluhan lainnya luka serta ratusan warga mengungsi. (lta/saf/ham)