Jumat, 22 November 2024

Sering Mogok dan Headway Lama Jadi Evaluasi Bus Listrik Sebelum Jalan Lagi

Laporan oleh Meilita Elaine
Bagikan
Eri Cahyadi Wali Kota Surabaya bersama Kementerian Perhubungan menjajal langsung bus listrik, Selasa (20/12/2022). Foto: Meilita suarasurabaya.net

Perum Damri Surabaya memastikan sedang mengevaluasi problem mogok dan lamanya headway (waktu antara antar bus) bus listrik sebelum beroperasi kembali. Sebelumnya, bus resmi berhenti awal tahun 2023 setelah dua minggu mengaspal.

Yulianto General Manager Perum Damri Surabaya menyebut evaluasi terhadap produk dalam negeri itu perlu dilakukan.

“Karena bus listrik ini kan produk baru dan murni karya anak bangsa. Sehingga perlu dilakukan evaluasi terhadap kendaraan itu termasuk teknologinya. Sehingga kita persiapkan, dengan harapan, setelah beroperasi bisa benar-benar siap. Kendaraan itu sedang dievaluasi di ITS, sebagian di sana. Karena, produknya kolaborasi antara ITS dengan PT INKA. Selain itu sedang kami siapkan kelengkapan fasilitasnya,” papar Yulianto, Senin (9/1/2023).

Berbagai kelemahan yang jadi bahan evaluasi itu, lanjut Yulianto, mulai dari perlunya upgrade teknologi, termasuk kendala charging sebelum bus siap beroperasi setiap hari.

“Pola operasional, juga teknologi kendaraan itu sendiri, harus di-upgrade. Kita kembalikan ke PT INKA yang kerja sama dengan dikti ITS. Kami kira, itu ranahnya institusi itu,” tambahnya.

Akibatnya, headway antar bus sering mengalami keterlambatan. Selain charging, kendala waktu tunggu itu disebabkan, bus sering macet atau mogok di tengah jalan.

“Tiap hari hampir ada trouble di sistem baterai. Teknisi kita pengecekan. (Biasanya) ada alat harus diinstal, direset ulang. Tapi itu kan hanya sementara sampai ke titik tujuan, baru akan dilakukan pengecekan tim. Headway masih terlalu lama, 30 menit bahkan lebih. Kalau sudah beroperasi (lagi) nanti hanya per 15menit. Jadi pelanggan tidak lama menunggu,” paparnya.

Selain itu, jarak tempuh bus usai sekali charging, hanya mampu menjangkau 160 kilometer. Sedangkan dalam operasional sehari, rata-rata butuh 260 kilometer. Harapannya, setelah evaluasi, daya pengisian juga jarak tempuh bisa lebih jauh.

“Ada hal-hal minor yang mengganggu operasional dan tidak sesuai. Itu dilakukan evaluasi. Saat ini bus itu kemampuan tempuhnya dengan kapasitas baterai 100 persen, 160 kilometer. Sedangkan kilometer dalam sehari yang harus kita tempuh 245 km ditambah 15 km PP pool (tempat charging) ke terminal. Jadi sekitar 260 km per hari. Saya yakin kedepannya semakin sempurna. Kemampuan daya tempuhnya juga bisa lebih panjang diatas 200-250 kilometer. Jadi dalam operasional sehari tidak terlalu repot menambah daya lagi,” jelasnya.

Di sisi lain, lanjutnya, alasan pemberhentian bus listrik karena evaluasi kontrak kerja. Meski sebenarnya bisa langsung diperpanjang 31 Desember lalu, saat kontrak kerja habis, tapi banyaknya kendala operasional mengharuskan bus listrik berhenti.

“Di sisi lain, sekarang kita sedang proses kontrak dengan Kemenhub, itu alasan utama kenapa berhenti. Kenapa belum diperpanjang, karena ada evaluasi operasional teknologi,” tambahnya.

Targetnya, akhir Januari 2023 evaluasi selesai dan bus bisa kembali beroperasi.

“Kemarin yang jalan 11 unit. Jadi nanti selesai evaluasi harus sudah 17 unit. Makaimal akhir bulan ini, selambat-lambatnya harus sudah selesai. Tidak bisa kita terlalu lama tidak beroperasional tapi kuncinya ada di Kemenhub,” jelasnya lagi.

Selama beroperasi, lanjut Yulianto, animo masyarakat cukup tinggi. Okupansi per hari mencapai sekitar 50 persen tiap busnya.

“Tentu kami sebagai operator menyampaikan permohonan maaf pada masyarakat atas ketidaknyamanannya bahwa layanan ini terhenti sementara dan sampao telah disepakati dilakukan operasional. Harapan kami evaluasi ini untuk jangka panjang dengan menyita waktu sementara. Dari pada kita paksakan beroperasi tapi fakta di lapangan tidak memberi kenyamanan pada masyarakat atau pelanggan pengguna,” bebernya. (lta/iss/ipg)

Berita Terkait

Surabaya
Jumat, 22 November 2024
29o
Kurs