Jumat, 22 November 2024

Sekolah Kebangsaan Direncanakan Wajib Bagi Seluruh Pelajar dan Pejabat Pemkot Surabaya

Laporan oleh Meilita Elaine
Bagikan
Eri Cahyadi Wali Kota Surabaya saat membuka Sekolah Kebangsaan di Lanudal Juanda, Rabu (22/2/2023) siang. Foto: Istimewa

Tidak hanya remaja yang terjaring razia petugas, Eri Cahyadi Wali Kota Surabaya berencana mewajibkan Sekolah Kebangsaan bagi seluruh pelajar termasuk pejabat di lingkungan Pemerintah Kota (Pemkot).

Itu diungkapkan, usai membuka Sekolah Kebangsaan angkatan pertama di Lanudal Juanda, Rabu (22/2/2023).

“Jadi sekolah kebangsaan kita mulai hari ini, dan ini adalah angkatan pertama. Nanti setiap sekolah juga kita lakukan seperti ini terus. Tapi mereka ini adalah anak-anak Surabaya yang hebat,” kata Eri, Rabu (22/2/2023).

Angkatan berikutnya, lanjut Eri, akan diwajibkan bagi seluruh pelajar Kota Surabaya. Bahkan pejabat di lingkungan Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya juga akan diikutkan.

“Karena itulah, angkatan-angkatan berikutnya dari sekolah-sekolah akan kita ambil terus. Bahkan tidak hanya anak-anak dari sekolah, kepala dinas pun di lingkungan Pemerintah Kota Surabaya mulai level sekda, asisten, kepala dinas, camat, lurah akan kita berikan Sekolah Kebangsaan di sini (Lanudal Juanda),” bebernya.

Tujuannya, untuk memupuk rasa kekeluargaan dan jiwa Pancasila agar tak mudah luntur.

“Karena ini akan memunculkan rasa kekeluargaan, rasa pancasila yang didengungkan dan harus dipahami dalam hati. Selamanya ideologi kita adalah Pancasila, dan jika kita memeras hingga intinya maka keguyuban dan gotong royong serta kerukunan. Karena kebangsaan ini akan luntur, jika kita tidak memiliki rasa cinta negara, semakin nyaman dengan hal negatif sehingga akhirnya ikut,” terangnya lagi.

Dengan begitu, tidak ada lagi remaja di Surabaya yang terjerumus ke hal-hal negatif. Seperti balap liar, minuman keras (miras), geng, dan lainnya.

“Karena kalau kita bisa menjalankan ideologi Pancasila, tidak ada yang ingin menyakiti satu sama lain, tidak ada yang menjarah satu sama lain, tidak ada keinginan untuk menjatuhkan orang lain karena Pancasila sudah ditanam dalam hati kita,” tambahnya.

Eri sempat menyebut, tidak hanya remaja yang terjaring yang menjalani Sekolah Kebangsaan angkatan pertama dan seterusnya. Melainkan ada perwakilan sekolah SMP-SMA yang mengirim muridnya.

“Tapi di sini adalah anak-anak hebat yang punya kemampuan luar biasa. Jadi sekolah-skolah SMP-SMA mengirim orang dan akan kita lakukan rutin. Jadi semua anak di Surabaya akan mendapatkan Sekolah Kebangsaan, yang dimulai hari ini oleh angkatan pertama dan semoga bisa berlanjut angkatan kedua, ketiga dan seterusnya. Mereka bukan anak nakal, bukan anak terjaring, tapi mereka adalah anak-anak saya arek suroboyo,” imbuhnya.

Keterangan itu berbeda dengan yang disampaikan Eddy Christijanto Kepala Satpol PP Kota Surabaya sebelumnya, yang menyebut akan ada 75 remaja terjaring razia miras, balap liar, hingga geng motor, menjalani Sekolah Kebangsaan kloter pertama mulai kemarin.

“Karena lainnya masih kami data. Ini untuk anak-anak yang kemarin geng motor, miras, balap liar, dan sebagainya,” katanya beberapa hari lalu sebelum Sekolah Kebangsaan digelar.

Namun jumlah itu ternyata berubah-ubah. Eddy menyebut ada 77 remaja dalam keterangan resmi Diskominfo Kota Surabaya.

Berubah lagi menjadi 57 remaja pelajar setingkat SMA/SMK yang mengikuti Sekolah Kebangsaan mulai kemarin. Sedangkan dalam surat perintah tugas Dinas Pendidikan Pemerintah Provinsi Jawa Timur cabang Dinas Pendidikan Wilayah Sidoarjo Kabupaten Sidoarjo, yang meneruskan pemberitahuan Satpol PP Kota Surabaya soal Program Sekolah Kebangsaan, justru ada 64 pelajar SMA/SMK Surabaya.(lta/abd/ipg)

Berita Terkait

Surabaya
Jumat, 22 November 2024
27o
Kurs