Stok vaksin Covid-19 di sejumlah Puskesmas Kota Surabaya habis di tengah lonjakan kasus penyakit yang disebabkan Virus Corona.
Eri Cahyadi Wali Kota Surabaya menyebut, tidak ada yang bisa dilakukan Pemerintah Kota (pemkot) Surabaya selain menunggu alokasi stok vaksin dari pemerintah pusat.
“Kalau kosong terus bagaimana lagi? (Alokasi stok) itu dari pusat. Kami tidak bisa membeli vaksin sendiri karena vaksin itu datang. Seperti dulu, waktu zaman Covid-19 parah-parahnya vaksin turun dari pemerintah pusat terus ke provinsi, terus dibagi,” ujarnya, Selasa (2/5/2023).
Walau begitu, Pemkot Surabaya tidak tinggal diam. Eri menyebut pihaknya sudah mengirim surat ke pemerintah pusat untuk meminta vaksin sesuai kebutuhan masyarakat Kota Surabaya.
“Makannya, kami selalu mengirimkan surat permohonan untuk permintaan vaksin. Jadi, bisa diberikan sesuai kebutuhan kami. Tapi, kami juga menjalankan jumlah yang diberikan pemerintah yang dibagikan kepada kami,” tambahnya.
Terpisah, Nanik Sukristina Kepala Dinas Kesehatan Kota Surabaya menyebut per tadi siang, ada tujuh Puskesmas yang tidak lagi menyediakan vaksin karena habis.
Yaitu, Puskesmas Asemrowo, Puskesmas Gading, Puskesmas Gunung Anyar, Puskesmas Menur, Puskesmas Pegirian, Puskesmas Pucang Sewu, dan Puskesmas Sidotopo.
“Data sementara per tanggal 2 Mei 2023, pukul 13.00 WIB tercatat sebanyak tujuh Puskesmas yang kosong stoknya. Data terus bergerak sesuai jadwal pelayanan,” imbuhnya.
Sebelumnya, Nanik Sukristina membenarkan lonjakan kasus Covid-19 di Kota Pahlawan.
Pihaknya tetap menjalankan langkah antisipasi lonjakan kasus pascalebaran, terutama testing dan tracing kasus Covid-19 dan orang yang kontak erat.
Berdasarkan data di laman https://lawancovid-19.surabaya.go.id/, Rabu (26/4/2023) per pukul 21.00 WIB, tercatat tambahan 85 kasus Covid-19 dengan total kasus pasien aktif 138. Sementara per pukul 18.00 WIB hari ini, tambahan kasus 74 dengan total kasus aktif 152.(lta/dfn/rid)